9 kelebihan Amirul Mukminin Umar Al-Khattab RA

umar al khattab

Imam al-Bukhari berkata, bab Manaqib Umar bin al-Khaththab Abu Hafsh al-Qurasy, ad-‘Adawi
1) Umar ra. adalah penduduk surga
1. Diriwayatkan dari Said Ibnu al-Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata, “Ketika kami berada di sisi Rasulullah saw. tiba-tiba beliau berkata: “Sewaktu tidur aku bermimipi seolah-olah aku berada di surga. Kemudian aku melihat seorang wanita berwudhu di samping sebuah istana, maka aku bertanya, “Milik siapa istana ini?” Mereka menjawab, “Milik Umar.” Maka aku teringat akan kecemburuan Umar, segera aku menjauhi istana itu.” Umar ra. menangis dan berkata, “Demi Allah SWT., mana mungkin aku akan cemburu padamu wahai Rasulullah saw.?”
2. Diriwayatkan Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw. menaiki gunung Uhud beserta Abu Bakar ra., Umar ra. dan Utsman ra.. Maka-tibatiba gunung itu bergoncang, segera Rasulullah saw. memukulkan kakinya dan berkata, “Diamlah wahai Uhud sesungguhnya di atasmu hanyalah seorang Nabi, shiddiq dan dua orang syahid.”
3. Diriwayatkan dari Anas bahwa seorang lelaki pernah bertanya kepada Nabi saw tentang hari kiamat. Ia bertanya, “Kapan datangnya hari Kiamat?” Maka Rasulullah saw. kembali bertanya padanya, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari itu?” Ia menjawab, “Aku tidak memiliki persiapan apapun, hanya saja aku mencintai Allah SWT. dan RasulNya.”
Maka Rasulullah saw. bersabda, “Engkau kelak akan dibangkitkan beserta orang-orang yang kau cintai.” Anas berkata, “Tidaklah kami merasa senang kecuali setelah mendengar sabda Nabi, “Engkau kelak akan dibangkitkan beserta orang-orang yang engkau cintai.” Anas berkata, “Aku mencintai Nabi saw, Abu Bakar ra. serta Umar ra.. Aku berharap agar dapat dikumpulkan beserta mereka, walaupun aku tidak mampu beramal seperti mereka.”
4. Diriwayatkan Abu Musa ia berkata, “Aku bersama Rasulullah saw., di salah satu kebun di kota Madinah. Tiba-tiba datang seorang lelaki minta dibukakan pintu, maka Rasulullah saw. berkata:
“Bukakan pintu untuk orang itu dan beritakan baginya kabar gembira berupa surga. Maka aku buka pintu dan ternyata orang itu adalah Abu Bakar. Segera aku beritahukan kepadanya apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah saw. untuknya. Abu Bakar mengucapkan pujian kepada Allah SWT.. Tak lama setelah itu datang seseorang minta diberi izin masuk, maka Rasulullah saw. berkata, “Bukalah pintu dan beritakan baginya berita gembira berupa surga.” Aku segera membuka pintu dan ternyata orang itu adalah Umar ra., maka aku beritahukan kepadanya apa yang dikatakan Nabi untuknya. la juga mengucapkan pujian kepada Allah SWT.
Kemudian datang lagi seseorang ingin masuk, maka Rasulullah saw. berkata padaku, “Bukakan pintu untuknya dan beritakan kabar gembira kepadanya berupa surga dan berita musibah yang kelak akan menimpanya.” Ketika aku membuka pintu ternyata orang tersebut adalah Utsman, maka aku segera memberitakan kabar gembira untuknya dan berita musibah yang kelak akan menimpanya, maka dia memuji Allah SWT. dan berkata, “Allah al-Musta ‘aan (hanya kepada Allah SWT. aku memohon pertolongan).”
2) Keutamaan ilmu Umar ra.
5. Diriwayatkan dari az-Zuhri dia berkata, Aku diberitahukan oleh Hamzah dari bapaknya bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Ketika aku tidur maka aku bermimpi meminum -yaitu susu- hingga aku melihat bekas-bekas susu tersebut melekat pada kuku-kukuku kemudian aku berikan kepada Umar.” Mereka bertanya, “Apa takwilnya wahai Rasulullah saw.?” Maka Rasulullah saw. menjawab, “Ilmu.”
3) Luasnya penyebaran Islam pada masa Umar ra.
6. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
“Aku bermimpi sedang mengulurkan timba ke dalam sebuah sumur yang ditarik dengan penggerek, maka datanglah Abu Bakar mengambil air dari sumur tersebut satu atau dua timba dan terlihat dia begitu lemah menarik timba tersebut -semoga Allah SWT. mengampuninya-. Setelah itu datanglah Umar bin al-Khaththab ra.mengambil air sebanyak-banyaknya, aku tidak pernah melihat seseorang pemimpin abqari yang begitu gesit hingga seluruh manusia dapat minum sepuasnya dan memberikan minum unta-unta mereka.”
4) Kemuliaan dan kekuatan kaum muslimin dengan keislaman Umar ra.
7. Abdullah bin Mas’ud berkata, “Kami menjadi kuat sejak Umar ra. masuk Islam.”
5) Kedekatan Umar ra. dengan Rasulullah saw. sehingga ia selalu mengiringi Rasulullah saw.
8. Diriwayatkan dari Ibnu Abi Mulaikah dia pernah mendengar Abdullah bin Abbas berkata, “Umar ra. ditidurkan di atas kasurnya, sementara manusia berada di sekelilingnya mendoakan dirinya sebelum diangkat -ketika itu aku hadir di antara mereka- aku terkejut ketika seseorang memegang kedua pundakku dan ternyata ia adalah Ali bin Abi Thalib.
Ali mengucapkan doa untuk Umar ra. semoga dirahmati Allah SWT., kemudian Ali berkata, “Engkau tidak pernah meninggalkan seorang yang dapat menyamai dirimu dan karya yang engkau hasilkan. Aku berharap dapat menjadi seperti dirimu ketika akan menghadap Allah SWT.. Demi Allah aku merasa yakin bahwa Allah akan mengumpulkanmu dengan kedua sahabatmu (Rasulullah saw. dan Abu Bakar ra., pent.).
Aku banyak mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Aku berangkat bersama Abu Bakar ra. dan Umar ra., aku masuk bersama Abu Bakar ra. dan Umar ra., aku keluar bersama Abu Bakar ra. dan Umar ra..”
9. Diriwayatkan dari Miswar bin Makhramah dia berkata, “Ketika Umar ra. ditikam, ia mengerang kesakitan, maka Abdullah bin Abbas berkata sambil menghiburnya, ‘Wahai Amirul mukminin, bukankah engkau sahabat Rasulullah saw. yang selalu mengiringinya, dan engkau telah berbuat baik dalam persahabatan dengannya. Kemudian engkau berpisah dengannya dalam keadaan ia rela terhadapmu.
Setelah itu engkau menjadi sahabat setia Abu Bakar ra. hingga engkau berpisah dengannya dalam keadaan ia rela terhadapmu. Kemudian engkau bergaul dengan sahabat-sahabat mereka dengan baik, maka jika engkau meninggalkan mereka, mereka akan rela terhadapmu.’ Umar ra. berkata, ‘Adapun apa yang telah engkau sebutkan mengenai persahabatanku dengan Rasulullah saw. dan ridhanya terhadap diriku, itu merupakan karunia Allah SWT. terhadapku, dan apa yang telah engkau sebutkan mengenai persahabatanku dengan Abu Bakar as-Shiddiq ra. dan keridhaannya terhadapku itupun merupakan karunia Allah SWT. -Yang Mahamulia- terhadapku.
Sementara yang engkau lihat tentang kekhawatiranku, itu seluruhnya disebabkan tang-gung jawabku terhadapmu dan para sahabatmu. Demi Allah andai saja aku memiliki emas sepenuh dunia pasti akan aku tebus diriku dengannya dari adzab Allah SWT. sebelum aku melihat adzab itu datang.”
10. Diriwayatkan dari Abdullah bin Hisyam dia berkata: “Kami bersama Rasulullah saw., ketika itu ia sedang menarik tangan Umar bin alKhaththab.”
6) Kesungguhan Umar ra. dan kebaikannya dalam masalah harta
11. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. dia berkata, “Aku tidak pernah melihat seorangpun setelah Rasulullah saw. begitu bersungguh-sungguh dan paling baik dalam menggunakan hartanya hingga wafat selain Umar bin alKhaththab.”
7) Umar ra. adalah seorang sahabat yang mendapat ilham
12. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw., bersabda, “Sesungguhya di antara orang-orang sebelum kalian terdapat sejumlah manusia yang mendapat ilham. Apabila salah seorang umatku mendapatkannya maka Umarlah orangnya.” Zakaria bin Abi Zaidah menambahkah dari Sa’ad dari Abi Salamah dari Abu Hurairah dia berkata, bersabda Rasululullah : “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari Bani lsrail ada yang diberikan ilham walaupun mereka bukan Nabi, jika salah seorang dari umatku mendapatkannya maka Umarlah orangnya.”
8) Kuatnya agama dan iman Umar ra.
13. Diriwayatkan dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullullah bersabda, “Ketika seseorang sedang mengembala karnbingnya maka tiba-tiba datang serigala menerkam seekor kambingnya. Pengembala tersebut mengejarnya hingga berhasil mengambil kembali kambing tersebut darinya. Tiba-tiba serigala tersebut menoleh kepadanya dan berkata, “Siapa kelak yang dapat menjaganya ketika tidak ada pengembala selain diriku?” Manusia berkata, “Subhanallah!” Nabi bersabda, “Maka sesungguhnya aku beriman dengan kejadian ini, demikian pula Abu Bakar ra. dan Umar ra..” Padahal ketika itu keduanya tidak berada di tempat tersebut.
14. Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Ketika tidur aku melihat dalam mimpi seluruh manusia diperlihatkan padaku dan masing-masing mereka mengenakan baju-baju, ada yang mengenakan bajn hingga ke dadanya, ada yang mengenakannya di bawah dada, maka diperlihatkan padaku Umar sementara dia mengenakan pakaian panjang yang diseretseretnya. Mereka bertanya, “Apa takwil mimpi itu wahai Rasulullah saw.?” Rasulullah saw. menjawab, “Agamanya.” (yakni kedudukannya dalam agama, pent.).
9) Wibawa Umar ra. dan setan yang berusaha menghindari jalan yang ditempuhnya
15. Diriwayatkan dari Muhammad bin Sa’ad bin Abi Waqqash dari ayahnya ia berkata, “Umar bin al-Khaththab ra. memohon agar diizinkan masuk ke rumah Rasulullah saw. ketika itu ada beberapa orang wanita dari Quraisy sedang berbincang-bincang dengan Rasulullah saw. dan mereka berbicara dengan nada suara yang keras melebihi suara Rasululullah. Ketika Umar ra. Masuk mereka segera berdiri dan menurunkan hijab. Setelah diberi izin Umar ra. Masuk ke rumah Rasulullah saw. sementara Rasulullah saw. tertawa. Umar ra. bertanya, “Apa yang membuat anda tertawa wahai Rasulullah saw.?” Rasulullah saw. menjawab:
“Aku heran terhadap wanita-wanita yang berada di sisiku ini, ketika mereka mendengar suaramu, segera mereka berdiri menarik hijab.” Umar ra. berkata, “Sebenarnya engkau yang lebih layak mereka segani Wahai Rasulullah saw..” Kemudian Umar ra. berbicara kepada mereka, “Wahai para wanita yang menjadi musuh bagi nafsunya sendiri, bagaimana kalian segan terhadap diriku dan tidak segan terhadap Rasulullah saw.?” Mereka menjawab, “Ya, sebab engkau lebih keras dan lebih kasar daripada Rasulullah saw..” Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Ibnul al-Khaththab, demi Allah SWT. yang jiwaku berada dalam genggaman tanganNya, sesungguhnya tidaklah setan menemuimu sedang berjalan di suatu jalan kecuali dia akan mencari jalan lain yang tidak kau lalui.”
16. Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar.”
17. Rasulullah saw. bersabda, ” Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar ra. dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar.”
Sumber: Kitab Al-Bidayah Wa An-Nihayah, Ibnu Kathir
Read More

Kisah kesyahidan Umar Al-Khattab di waktu Subuh

umar al khattab



Riwayat AI-Bukhari tentang peristiwa terbunuhnya Umar Al-Khattab RA

Al-Bukhari berkata, “Kami diberitahukan oleh Musa bin Ismail, dia berkata, kami diberitahukan oleh Abu ‘Awanah dari Husain dan Amru bin Maimun, dia berkata, aku pernah melihat Umar bin al-Khaththab ra.beberapa hari sebelum dirinya terbunuh, di Madinah sedang berbicara kepada Hudzaifah bin al-Yaman dan Utsman bin Hunaif, ia berkata, ‘Apa yang telah kalian perbuat? Apakah kalian takut telah membebani pajak bumi yang memberatkan dan tidak sanggup dibayar pemiliknya?’

Keduanya menjawab, ‘Kami membebani pajak bumi dengan sepantasnya, tidak terlalu banyak.’ Umar ra. berkata, ‘Hendaklah kalian berdua meninjau ulang, jangan-jangan kalian telah membebani pajak bumi yang tidak sanggup dipikul oleh para pemiliknya.’ Keduanya berkata, ‘Tidak.’ Umar ra. melanjutkan, ‘Jika Allah SWT. masih memberikan kepadaku umur yang panjang, maka akan aku tinggalkan para janda-janda di Irak dalam keadaan tidak lagi membutuhkan para pria setelah aku wafat’.”

Empat hari setelah itu beliau terbunuh. Amru bin Maimun berkata, “Pada pagi terbunuhnya Umar ra. aku berdiri dekat sekali dengan Umar ra.. Penghalang antara aku dan beliau hanyalah Abdullah bin Abbas. Kebiasaannya jika beliau berjalan di sela-sela shaf beliau selalu berkata, ‘Luruskan.’ Setelah melihat barisan telah rapat dan lurus beliau maju dan mulai bertakbir. Pada waktu itu mungkin beliau sedang membaca surat Yusuf atau an-Nahl ataupun surat yang lainnya pada rakaat pertama hingga seluruh jama’ah hadir berkumpul. Ketika beliau bertakbir tiba-tiba aku mendengar beliau menjerit, ‘Aku dimakan anjing (aku ditikam).’

Ternyata beliau ditikam oleh seorang budak, kemudian budak kafir itu lari dengan membawa pisau belati bermata dua. Setiap kali melewati orang-orang dia menikamkan belatiya ke kanan maupun kiri hingga menikam 13 orang kaum muslimin dan 7 di antara mereka tewas. Ketika salah seorang dari kaum mulimin melihat peristiwa itu ia melemparkan humus (baju ber-penutup kepala) untuk menangkapnya.

Ketika budak kafir itu yakin bahwa dia akan tertangkap dia langsung bunuh diri. Umar ra. segera menarik tangan Abdurrahman dan meyuruhnya maju menjadi imam. Siapa saja yang berdiri di belakang Umar ra. pasti akan melihat apa yang aku lihat. Adapun orang-orang yang berada di sudutsudut masjid, mereka tidak tahu apa yang telah terjadi hanya saja mereka tidak lagi mendengar suara Umar ra., di antara mereka ada yang mengatakan, ‘Subhanallah.’

Maka akhirnya Abdurrahman yang menjadi imam shalat mereka dan ia sengaja memendekkan shalat. Selesai orang-orang mengerjakan shalat, Umar ra. berkata, ‘Wahai Ibnu Abbas lihatlah siapa yang telah menikamku.’ Ibnu Abbas pergi sesaat kemudian kembali sambil berkata, ‘Pembunuhmu adalah budak milik al-Mughirah’. Umar ra. bertanya, ‘Budaknya yang lihai bertukang itu?’ Ibnu Abbas menjawab, ‘Ya.’ Umar ra. berkata, ‘Semoga Allah SWT. membinasa-kannya, padahal aku telah menyuruhnya kepada kebaikan, Alhamdulillah yang telah menjadikan sebab kematianku di tangan orang yang tidak ber-agama Islam, engkau dan ayahmu (Abbas) menginginkan agar budak-budak kafir itu banyak tinggal di Madinah’.”

Pada waktu itu Abbas yang paling banyak memiliki budak, Abbas pernah berkata kepada Umar ra., “Jika engku mau budak-budak itu akan kami bunuh.” Umar ra. menjawab, “Engkau salah, bagaimana membunuh mereka setelah mereka mulai berbicara dengan menggunakan bahasa kalian, shalat menghadap ke arah qiblat kalian dan melaksanakan haji sebagaimana kalian melaksanakannya?”

qiblat kalian dan melaksanakan haji sebagaimana kalian melaksanakannya?” Umar ra. segera dibawa ke rumahnya. Kami berangkat bersama-sama mengikutinya. Seolah-olah kaum muslimin tidak pernah mendapat musibah sebelumnya, ada yang berkomentar, “Lukanya tidak parah.” Dan ada juga yang berkata, “Aku khawatir ia akan tewas.” Setelah itu dibawakan kepada-nya minuman nabidz dan ia meminumnya, tetapi minuman tersebut keluar kembali dari perutnya yang ditikam.

Kemudian dibawakan kepadanya susu dan ia meminumnya, namun susu tersebut tetap keluar lagi dari bekas lukanya, maka yakinlah mereka bahwa Umar ra. tidak tertolong lagi dan ia pasti akan tewas, maka kami masuk menjenguknya, sementara orang-orang berdatangan mengucapkan pujian atas dirinya.

Tiba-tiba datang seorang pemuda dan berkata, “Bergembiralah wahai Amirul Mukminin dengan berita gembira dari Allah SWT. untukmu, engkau adalah sahabat Rasulullah saw., pendahulu Islam, engkau menjabat pemimpin dan engkau berlaku adil, kemudian engkau diberikan Allah SWT. syahadah (mati Syahid).” Umar ra. menjawab, ‘Aku ber-harap seluruh perkara yang engkau sebutkan tadi cukup untukku, tidak lebih ataupun kurang.” Tatkala pemuda itu berbalik ternyata pakaiannya terjulur hingga menyentuh lantai.

Umar ra. memanggilnya dan berkata, “Wahai saudaraku, angkatlah pakaianmu sesungguhnya hal itu akan lebih bersih bagi pakaianmu dan lebih menaikkan ketaqwaanmu kepada Rabbmu. Wahai Abdullah bin Umar ra. lihatlah berapa hutangku.” Mereka hitung dan ternyata jumlahnya lebih kurang sebanyak 86.000. Umar ra. berkata, “Jika harta keluarga Umar ra. cukup untuk melunasinya maka bayarlah dari harta mereka, jika belum juga lunas minta-lah kepada Bani Adi bin Ka’ab dan jika ternyata belum juga cukup maka mintalah pada kaum Quraisy dan jangan minta kepada selain mereka.

Maka tunaikan hutang-hutangku, berangkatlah engkau sekarang ke rumah Aisyah -ummul mukminin- dan katakan, “Umar ra. menyampaikan salam kepadanya dan jangan kau katakan salam dari Amirul mukminin, sebab sejak hari ini aku tidak lagi menjadi Amirul mukminin, katakan kepadanya bahwa Umar bin al-Khaththab ra.minta izin agar dapat dimakamkan di samping dua sahabatnya.

Maka Abdullah bin Umar ra. segera mengucapkan salam dan minta izin masuk kepada ‘Aisyah ra., dan ternyata ia sedang duduk menangis. Abdullah bin Umar ra. berkata, “Umar bin al-Khaththab ra.mengucapkan salam untukmu dan ia minta izin agar dapat dimakamkan di sisi kedua sahabatnya.” Aisyah menjawab, “Sebenarnya aku menginginkan agar tempat tersebut menjadi tempatku kelak jika mati, namun hari ini aku harus mengalah untuk Umar ra..”

Ketika Abdullah bin Umar ra. kembali, maka ada yang mengatakan, Lihatlah Abdullah bin Umar ra. telah datang. Umar ra. berkata, “Angkatlah aku.” Salah seorang menyandarkan Umar ra. ke tubuh anaknya Abdullah bin Umar ra..

Umar ra. bertanya kepadanya, “Apa berita yang engkau bawa?” Dia menjawab, “Sebagaimana yang engkau inginkan wahai Amirul mukminin, Aisyah telah mengizinkan dirimu.” (dimakamkan di sisi dua sahabatmu, pent.) Maka Umar ra. berkata, “Alhamdulillah, tidak ada yang lebih penting bagiku selain dari itu, jika aku wafat maka bawalah jenazahku ke sana dan katakan, ‘Umar bin al-Khaththab ra.minta izin untuk dapat masuk, jika ia memberikan izin maka bawalah aku masuk, tetapi jika ia menolak, maka bawalah jenazahku ke pemakaman kaum muslimin.”

Tiba-tiba datanglah Hafshah beserta rombongan wanita, ketika kami melihat ia masuk maka kami segera berdiri menghindar, Hafshah duduk di sisinya dan menangis beberapa saat, tak berapa lama datang rombongan lelaki minta izin untuk dapat menjenguk Umar ra., maka segera Hafshah masuk ke dalam sambil mem-persilahkan rombongan lelaki menjenguk Umar ra.. Sementara kami masih mendengar isak tangisnya dari dalam.

Orang-orang berkata, “Berilah wasiat wahai amirul mukminin, pilihlah penggantimu!” Umar ra. berkata, “Aku tidak mendapati ada orang yang lebih berhak untuk memegang urusan ini (menjadi khalifah) selain dari enam orang yang Rasulullah saw. rela atas mereka ketika wafatnya.” Umar ra. menye-butkan nama mereka, Ali, Utsman ra., az-Zubair, Thalhah, Sa’ad dan Abdurrahman. Beliau berkata, “Yang menjadi saksi kalian adalah Abdullah bin Umar ra., dan ia tidak berhak dipilih.

Jika kelak yang terpilih Sa’ad maka dia berhak untuk itu, jika tidak maka hendaklah kalian memintanya agar menunjuk siapa yang berhak di antara kalian, sebab aku tidak pernah mencopotnya disebabkan dia berkhianat ataupun kelemahannya. Aku wasiatkan kepada Khalifah setelahku agar memperhatikan kaum Muhajirin yang terdahulu keislamannya, hendaklah dijaga dan diperhatikan hak-hak maupun kehormatan mereka. Aku juga wasiatkan kepada penggantiku kelak agar memperhatikan kaum Anshar sebaik mungkin.

Merekalah orang-orang yang telah menyiapkan kampung halaman beserta rumah mereka untuk menampung kaum Muhajirin dan orang-orang yang beriman. Hendaklah kebaikan mereka dihormati dan diterima dengan baik, dan kejelekan mereka hendaklah dimaafkan. Aku wasiatkan kepada pengantiku untuk memperhatikan seluruh penduduk kota sebab mereka adalah para penjaga Islam, pemasok harta dan pagar pelindung terhadap musuh. Janganlah diambil dari mereka kecuali kelebihan dari harta mereka dengan kerelaan hati mereka.

Aku wasiatkan juga kepada penggantiku kelak agar memperhatikan dengan baik orangorang Arab pedalaman, sebab mereka adalah asalnya bangsa Arab dan personil Islam. Hendaklah dipungut dari mereka zakat binatang ternak mereka dan disalurkan kepada orang-orang yang miskin dari mereka. Aku wasiatkan juga kepada penggantiku kelak agar menjaga seluruh ahli dzimmah. Hendaklah perjanjian maupun kesepakatan dengan mereka tetap dipelihara. Dan yang diperangi itu hendaklah orang-orang kafir selain mereka (selain ahli dzimmah). Janganlah mereka dibebani dengan hal yang tidak dapat mereka pikul.”

Ketika Umar ra. wafat maka kami keluar membawa jenazahnya menuju rumah ‘Aisyah ra., Abdullah bin Umar ra. mengucapkan salam sambil berkata, “Umar ra. bin al-Khaththab ra.minta izin agar dapat masuk.” ‘Aisyah ra. menjawab, Bawalah ia masuk.” Maka jenazah Umar ra. dibawa masuk dan dikebumikan di tempat itu bersama kedua sahabatnya.

Sumber: Kitab Fadhail Sahabah, Bab Qissatul Bai’ah, (7/59 dari Fathul Bari)

Read More

Adab dalam Bersedekah

Antara adab bersedekah ialah:-


  • Tangan di atas (memberi) lebih baik daripada tangan di bawah (menerima).
  • Ikhlas dalam bersedekah.Wajib mengikhlaskan sedekah hanya kerana Allah dan demi mendapatkan keredaan-Nya.Sedekah dengan menunjuk-nunjuk dan berbangga diri menyebabkan kerugian di akhirat kelak.
  • Mendahulukan sedekah yang wajib.Sebagaimana yang disebut dalam hadis qudsi yang bermaksud:"... dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada apa-apa yang telah Aku wajibkan atasnya..."(riwayat Bukhari)
  • Tidak boleh menunda untuk membayar sedekah(zakat) yang wajib tanpa ada keuzuran.
  • Sedekah atau zakat yang dikeluarkan hendaklah dipastikan diberi kepada mereka yang benar-benar memerlukan seperti orang miskin,anak-anak yatim,janda dan sebagainya.Firman Allah s.w.t yang bermaksud:"Sesungguhnya zakat hanya untuk orang fakir,miskin,pengurus-pengurus zakat,para mualaf,untuk memerdekan hamba,yang berhutang,yang berjuang di jalan Allah dan orang yang bermusafir".(surah al-Tawbah 9:60)
  • Bersedekah dengan harta yang halal antara sebab sedekah tersebut diterima olah Allah dan membuahkan pahala.
  • Tidak mengungkit-ungkit sedekahnya sebagaiman firman Allah yang bermaksud:"Wahai orang yang beriman,janganlah kamu menghilangkan(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)....."(Surah al-Baqarah 2:264)
  • Wajib ke atas pemberi sedekah merenung nikmat Allah s.w.t ke atas dirinya kerana Allah memberikan rezeki yang lebih.
  • Mendahulukan sedekah kepada waris terdekat,sebagaiman sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud:"Sedekah kepada orang miskin(mendapat satu pahala),sedangkan sedekah kepada kaum kerabat mendapat dua pahala iaitu pahala sedekah dan silaturrahim".(riwayat al-Bukhari dan Muslim)
  • Jangan buruk siku.Tidak harus seseorang mengambil kembali sedekah daripada orang yang menerimanya.Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud:"Perumpamaan orang yang bersedekah kemudian dia mengambil kembali sedekahnya,seperti anjing yang memuntahkan sesuatu kemudian ia menjilat muntahnya untuk memakannya kembali."(riwayat Muslim)
sedekah

Read More