Memaparkan catatan dengan label agama. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label agama. Papar semua catatan

9 kelebihan Amirul Mukminin Umar Al-Khattab RA

umar al khattab

Imam al-Bukhari berkata, bab Manaqib Umar bin al-Khaththab Abu Hafsh al-Qurasy, ad-‘Adawi
1) Umar ra. adalah penduduk surga
1. Diriwayatkan dari Said Ibnu al-Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata, “Ketika kami berada di sisi Rasulullah saw. tiba-tiba beliau berkata: “Sewaktu tidur aku bermimipi seolah-olah aku berada di surga. Kemudian aku melihat seorang wanita berwudhu di samping sebuah istana, maka aku bertanya, “Milik siapa istana ini?” Mereka menjawab, “Milik Umar.” Maka aku teringat akan kecemburuan Umar, segera aku menjauhi istana itu.” Umar ra. menangis dan berkata, “Demi Allah SWT., mana mungkin aku akan cemburu padamu wahai Rasulullah saw.?”
2. Diriwayatkan Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw. menaiki gunung Uhud beserta Abu Bakar ra., Umar ra. dan Utsman ra.. Maka-tibatiba gunung itu bergoncang, segera Rasulullah saw. memukulkan kakinya dan berkata, “Diamlah wahai Uhud sesungguhnya di atasmu hanyalah seorang Nabi, shiddiq dan dua orang syahid.”
3. Diriwayatkan dari Anas bahwa seorang lelaki pernah bertanya kepada Nabi saw tentang hari kiamat. Ia bertanya, “Kapan datangnya hari Kiamat?” Maka Rasulullah saw. kembali bertanya padanya, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari itu?” Ia menjawab, “Aku tidak memiliki persiapan apapun, hanya saja aku mencintai Allah SWT. dan RasulNya.”
Maka Rasulullah saw. bersabda, “Engkau kelak akan dibangkitkan beserta orang-orang yang kau cintai.” Anas berkata, “Tidaklah kami merasa senang kecuali setelah mendengar sabda Nabi, “Engkau kelak akan dibangkitkan beserta orang-orang yang engkau cintai.” Anas berkata, “Aku mencintai Nabi saw, Abu Bakar ra. serta Umar ra.. Aku berharap agar dapat dikumpulkan beserta mereka, walaupun aku tidak mampu beramal seperti mereka.”
4. Diriwayatkan Abu Musa ia berkata, “Aku bersama Rasulullah saw., di salah satu kebun di kota Madinah. Tiba-tiba datang seorang lelaki minta dibukakan pintu, maka Rasulullah saw. berkata:
“Bukakan pintu untuk orang itu dan beritakan baginya kabar gembira berupa surga. Maka aku buka pintu dan ternyata orang itu adalah Abu Bakar. Segera aku beritahukan kepadanya apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah saw. untuknya. Abu Bakar mengucapkan pujian kepada Allah SWT.. Tak lama setelah itu datang seseorang minta diberi izin masuk, maka Rasulullah saw. berkata, “Bukalah pintu dan beritakan baginya berita gembira berupa surga.” Aku segera membuka pintu dan ternyata orang itu adalah Umar ra., maka aku beritahukan kepadanya apa yang dikatakan Nabi untuknya. la juga mengucapkan pujian kepada Allah SWT.
Kemudian datang lagi seseorang ingin masuk, maka Rasulullah saw. berkata padaku, “Bukakan pintu untuknya dan beritakan kabar gembira kepadanya berupa surga dan berita musibah yang kelak akan menimpanya.” Ketika aku membuka pintu ternyata orang tersebut adalah Utsman, maka aku segera memberitakan kabar gembira untuknya dan berita musibah yang kelak akan menimpanya, maka dia memuji Allah SWT. dan berkata, “Allah al-Musta ‘aan (hanya kepada Allah SWT. aku memohon pertolongan).”
2) Keutamaan ilmu Umar ra.
5. Diriwayatkan dari az-Zuhri dia berkata, Aku diberitahukan oleh Hamzah dari bapaknya bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Ketika aku tidur maka aku bermimpi meminum -yaitu susu- hingga aku melihat bekas-bekas susu tersebut melekat pada kuku-kukuku kemudian aku berikan kepada Umar.” Mereka bertanya, “Apa takwilnya wahai Rasulullah saw.?” Maka Rasulullah saw. menjawab, “Ilmu.”
3) Luasnya penyebaran Islam pada masa Umar ra.
6. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
“Aku bermimpi sedang mengulurkan timba ke dalam sebuah sumur yang ditarik dengan penggerek, maka datanglah Abu Bakar mengambil air dari sumur tersebut satu atau dua timba dan terlihat dia begitu lemah menarik timba tersebut -semoga Allah SWT. mengampuninya-. Setelah itu datanglah Umar bin al-Khaththab ra.mengambil air sebanyak-banyaknya, aku tidak pernah melihat seseorang pemimpin abqari yang begitu gesit hingga seluruh manusia dapat minum sepuasnya dan memberikan minum unta-unta mereka.”
4) Kemuliaan dan kekuatan kaum muslimin dengan keislaman Umar ra.
7. Abdullah bin Mas’ud berkata, “Kami menjadi kuat sejak Umar ra. masuk Islam.”
5) Kedekatan Umar ra. dengan Rasulullah saw. sehingga ia selalu mengiringi Rasulullah saw.
8. Diriwayatkan dari Ibnu Abi Mulaikah dia pernah mendengar Abdullah bin Abbas berkata, “Umar ra. ditidurkan di atas kasurnya, sementara manusia berada di sekelilingnya mendoakan dirinya sebelum diangkat -ketika itu aku hadir di antara mereka- aku terkejut ketika seseorang memegang kedua pundakku dan ternyata ia adalah Ali bin Abi Thalib.
Ali mengucapkan doa untuk Umar ra. semoga dirahmati Allah SWT., kemudian Ali berkata, “Engkau tidak pernah meninggalkan seorang yang dapat menyamai dirimu dan karya yang engkau hasilkan. Aku berharap dapat menjadi seperti dirimu ketika akan menghadap Allah SWT.. Demi Allah aku merasa yakin bahwa Allah akan mengumpulkanmu dengan kedua sahabatmu (Rasulullah saw. dan Abu Bakar ra., pent.).
Aku banyak mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Aku berangkat bersama Abu Bakar ra. dan Umar ra., aku masuk bersama Abu Bakar ra. dan Umar ra., aku keluar bersama Abu Bakar ra. dan Umar ra..”
9. Diriwayatkan dari Miswar bin Makhramah dia berkata, “Ketika Umar ra. ditikam, ia mengerang kesakitan, maka Abdullah bin Abbas berkata sambil menghiburnya, ‘Wahai Amirul mukminin, bukankah engkau sahabat Rasulullah saw. yang selalu mengiringinya, dan engkau telah berbuat baik dalam persahabatan dengannya. Kemudian engkau berpisah dengannya dalam keadaan ia rela terhadapmu.
Setelah itu engkau menjadi sahabat setia Abu Bakar ra. hingga engkau berpisah dengannya dalam keadaan ia rela terhadapmu. Kemudian engkau bergaul dengan sahabat-sahabat mereka dengan baik, maka jika engkau meninggalkan mereka, mereka akan rela terhadapmu.’ Umar ra. berkata, ‘Adapun apa yang telah engkau sebutkan mengenai persahabatanku dengan Rasulullah saw. dan ridhanya terhadap diriku, itu merupakan karunia Allah SWT. terhadapku, dan apa yang telah engkau sebutkan mengenai persahabatanku dengan Abu Bakar as-Shiddiq ra. dan keridhaannya terhadapku itupun merupakan karunia Allah SWT. -Yang Mahamulia- terhadapku.
Sementara yang engkau lihat tentang kekhawatiranku, itu seluruhnya disebabkan tang-gung jawabku terhadapmu dan para sahabatmu. Demi Allah andai saja aku memiliki emas sepenuh dunia pasti akan aku tebus diriku dengannya dari adzab Allah SWT. sebelum aku melihat adzab itu datang.”
10. Diriwayatkan dari Abdullah bin Hisyam dia berkata: “Kami bersama Rasulullah saw., ketika itu ia sedang menarik tangan Umar bin alKhaththab.”
6) Kesungguhan Umar ra. dan kebaikannya dalam masalah harta
11. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. dia berkata, “Aku tidak pernah melihat seorangpun setelah Rasulullah saw. begitu bersungguh-sungguh dan paling baik dalam menggunakan hartanya hingga wafat selain Umar bin alKhaththab.”
7) Umar ra. adalah seorang sahabat yang mendapat ilham
12. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw., bersabda, “Sesungguhya di antara orang-orang sebelum kalian terdapat sejumlah manusia yang mendapat ilham. Apabila salah seorang umatku mendapatkannya maka Umarlah orangnya.” Zakaria bin Abi Zaidah menambahkah dari Sa’ad dari Abi Salamah dari Abu Hurairah dia berkata, bersabda Rasululullah : “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari Bani lsrail ada yang diberikan ilham walaupun mereka bukan Nabi, jika salah seorang dari umatku mendapatkannya maka Umarlah orangnya.”
8) Kuatnya agama dan iman Umar ra.
13. Diriwayatkan dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullullah bersabda, “Ketika seseorang sedang mengembala karnbingnya maka tiba-tiba datang serigala menerkam seekor kambingnya. Pengembala tersebut mengejarnya hingga berhasil mengambil kembali kambing tersebut darinya. Tiba-tiba serigala tersebut menoleh kepadanya dan berkata, “Siapa kelak yang dapat menjaganya ketika tidak ada pengembala selain diriku?” Manusia berkata, “Subhanallah!” Nabi bersabda, “Maka sesungguhnya aku beriman dengan kejadian ini, demikian pula Abu Bakar ra. dan Umar ra..” Padahal ketika itu keduanya tidak berada di tempat tersebut.
14. Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Ketika tidur aku melihat dalam mimpi seluruh manusia diperlihatkan padaku dan masing-masing mereka mengenakan baju-baju, ada yang mengenakan bajn hingga ke dadanya, ada yang mengenakannya di bawah dada, maka diperlihatkan padaku Umar sementara dia mengenakan pakaian panjang yang diseretseretnya. Mereka bertanya, “Apa takwil mimpi itu wahai Rasulullah saw.?” Rasulullah saw. menjawab, “Agamanya.” (yakni kedudukannya dalam agama, pent.).
9) Wibawa Umar ra. dan setan yang berusaha menghindari jalan yang ditempuhnya
15. Diriwayatkan dari Muhammad bin Sa’ad bin Abi Waqqash dari ayahnya ia berkata, “Umar bin al-Khaththab ra. memohon agar diizinkan masuk ke rumah Rasulullah saw. ketika itu ada beberapa orang wanita dari Quraisy sedang berbincang-bincang dengan Rasulullah saw. dan mereka berbicara dengan nada suara yang keras melebihi suara Rasululullah. Ketika Umar ra. Masuk mereka segera berdiri dan menurunkan hijab. Setelah diberi izin Umar ra. Masuk ke rumah Rasulullah saw. sementara Rasulullah saw. tertawa. Umar ra. bertanya, “Apa yang membuat anda tertawa wahai Rasulullah saw.?” Rasulullah saw. menjawab:
“Aku heran terhadap wanita-wanita yang berada di sisiku ini, ketika mereka mendengar suaramu, segera mereka berdiri menarik hijab.” Umar ra. berkata, “Sebenarnya engkau yang lebih layak mereka segani Wahai Rasulullah saw..” Kemudian Umar ra. berbicara kepada mereka, “Wahai para wanita yang menjadi musuh bagi nafsunya sendiri, bagaimana kalian segan terhadap diriku dan tidak segan terhadap Rasulullah saw.?” Mereka menjawab, “Ya, sebab engkau lebih keras dan lebih kasar daripada Rasulullah saw..” Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Ibnul al-Khaththab, demi Allah SWT. yang jiwaku berada dalam genggaman tanganNya, sesungguhnya tidaklah setan menemuimu sedang berjalan di suatu jalan kecuali dia akan mencari jalan lain yang tidak kau lalui.”
16. Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar.”
17. Rasulullah saw. bersabda, ” Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar ra. dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar.”
Sumber: Kitab Al-Bidayah Wa An-Nihayah, Ibnu Kathir
Read More

Kisah kesyahidan Umar Al-Khattab di waktu Subuh

umar al khattab



Riwayat AI-Bukhari tentang peristiwa terbunuhnya Umar Al-Khattab RA

Al-Bukhari berkata, “Kami diberitahukan oleh Musa bin Ismail, dia berkata, kami diberitahukan oleh Abu ‘Awanah dari Husain dan Amru bin Maimun, dia berkata, aku pernah melihat Umar bin al-Khaththab ra.beberapa hari sebelum dirinya terbunuh, di Madinah sedang berbicara kepada Hudzaifah bin al-Yaman dan Utsman bin Hunaif, ia berkata, ‘Apa yang telah kalian perbuat? Apakah kalian takut telah membebani pajak bumi yang memberatkan dan tidak sanggup dibayar pemiliknya?’

Keduanya menjawab, ‘Kami membebani pajak bumi dengan sepantasnya, tidak terlalu banyak.’ Umar ra. berkata, ‘Hendaklah kalian berdua meninjau ulang, jangan-jangan kalian telah membebani pajak bumi yang tidak sanggup dipikul oleh para pemiliknya.’ Keduanya berkata, ‘Tidak.’ Umar ra. melanjutkan, ‘Jika Allah SWT. masih memberikan kepadaku umur yang panjang, maka akan aku tinggalkan para janda-janda di Irak dalam keadaan tidak lagi membutuhkan para pria setelah aku wafat’.”

Empat hari setelah itu beliau terbunuh. Amru bin Maimun berkata, “Pada pagi terbunuhnya Umar ra. aku berdiri dekat sekali dengan Umar ra.. Penghalang antara aku dan beliau hanyalah Abdullah bin Abbas. Kebiasaannya jika beliau berjalan di sela-sela shaf beliau selalu berkata, ‘Luruskan.’ Setelah melihat barisan telah rapat dan lurus beliau maju dan mulai bertakbir. Pada waktu itu mungkin beliau sedang membaca surat Yusuf atau an-Nahl ataupun surat yang lainnya pada rakaat pertama hingga seluruh jama’ah hadir berkumpul. Ketika beliau bertakbir tiba-tiba aku mendengar beliau menjerit, ‘Aku dimakan anjing (aku ditikam).’

Ternyata beliau ditikam oleh seorang budak, kemudian budak kafir itu lari dengan membawa pisau belati bermata dua. Setiap kali melewati orang-orang dia menikamkan belatiya ke kanan maupun kiri hingga menikam 13 orang kaum muslimin dan 7 di antara mereka tewas. Ketika salah seorang dari kaum mulimin melihat peristiwa itu ia melemparkan humus (baju ber-penutup kepala) untuk menangkapnya.

Ketika budak kafir itu yakin bahwa dia akan tertangkap dia langsung bunuh diri. Umar ra. segera menarik tangan Abdurrahman dan meyuruhnya maju menjadi imam. Siapa saja yang berdiri di belakang Umar ra. pasti akan melihat apa yang aku lihat. Adapun orang-orang yang berada di sudutsudut masjid, mereka tidak tahu apa yang telah terjadi hanya saja mereka tidak lagi mendengar suara Umar ra., di antara mereka ada yang mengatakan, ‘Subhanallah.’

Maka akhirnya Abdurrahman yang menjadi imam shalat mereka dan ia sengaja memendekkan shalat. Selesai orang-orang mengerjakan shalat, Umar ra. berkata, ‘Wahai Ibnu Abbas lihatlah siapa yang telah menikamku.’ Ibnu Abbas pergi sesaat kemudian kembali sambil berkata, ‘Pembunuhmu adalah budak milik al-Mughirah’. Umar ra. bertanya, ‘Budaknya yang lihai bertukang itu?’ Ibnu Abbas menjawab, ‘Ya.’ Umar ra. berkata, ‘Semoga Allah SWT. membinasa-kannya, padahal aku telah menyuruhnya kepada kebaikan, Alhamdulillah yang telah menjadikan sebab kematianku di tangan orang yang tidak ber-agama Islam, engkau dan ayahmu (Abbas) menginginkan agar budak-budak kafir itu banyak tinggal di Madinah’.”

Pada waktu itu Abbas yang paling banyak memiliki budak, Abbas pernah berkata kepada Umar ra., “Jika engku mau budak-budak itu akan kami bunuh.” Umar ra. menjawab, “Engkau salah, bagaimana membunuh mereka setelah mereka mulai berbicara dengan menggunakan bahasa kalian, shalat menghadap ke arah qiblat kalian dan melaksanakan haji sebagaimana kalian melaksanakannya?”

qiblat kalian dan melaksanakan haji sebagaimana kalian melaksanakannya?” Umar ra. segera dibawa ke rumahnya. Kami berangkat bersama-sama mengikutinya. Seolah-olah kaum muslimin tidak pernah mendapat musibah sebelumnya, ada yang berkomentar, “Lukanya tidak parah.” Dan ada juga yang berkata, “Aku khawatir ia akan tewas.” Setelah itu dibawakan kepada-nya minuman nabidz dan ia meminumnya, tetapi minuman tersebut keluar kembali dari perutnya yang ditikam.

Kemudian dibawakan kepadanya susu dan ia meminumnya, namun susu tersebut tetap keluar lagi dari bekas lukanya, maka yakinlah mereka bahwa Umar ra. tidak tertolong lagi dan ia pasti akan tewas, maka kami masuk menjenguknya, sementara orang-orang berdatangan mengucapkan pujian atas dirinya.

Tiba-tiba datang seorang pemuda dan berkata, “Bergembiralah wahai Amirul Mukminin dengan berita gembira dari Allah SWT. untukmu, engkau adalah sahabat Rasulullah saw., pendahulu Islam, engkau menjabat pemimpin dan engkau berlaku adil, kemudian engkau diberikan Allah SWT. syahadah (mati Syahid).” Umar ra. menjawab, ‘Aku ber-harap seluruh perkara yang engkau sebutkan tadi cukup untukku, tidak lebih ataupun kurang.” Tatkala pemuda itu berbalik ternyata pakaiannya terjulur hingga menyentuh lantai.

Umar ra. memanggilnya dan berkata, “Wahai saudaraku, angkatlah pakaianmu sesungguhnya hal itu akan lebih bersih bagi pakaianmu dan lebih menaikkan ketaqwaanmu kepada Rabbmu. Wahai Abdullah bin Umar ra. lihatlah berapa hutangku.” Mereka hitung dan ternyata jumlahnya lebih kurang sebanyak 86.000. Umar ra. berkata, “Jika harta keluarga Umar ra. cukup untuk melunasinya maka bayarlah dari harta mereka, jika belum juga lunas minta-lah kepada Bani Adi bin Ka’ab dan jika ternyata belum juga cukup maka mintalah pada kaum Quraisy dan jangan minta kepada selain mereka.

Maka tunaikan hutang-hutangku, berangkatlah engkau sekarang ke rumah Aisyah -ummul mukminin- dan katakan, “Umar ra. menyampaikan salam kepadanya dan jangan kau katakan salam dari Amirul mukminin, sebab sejak hari ini aku tidak lagi menjadi Amirul mukminin, katakan kepadanya bahwa Umar bin al-Khaththab ra.minta izin agar dapat dimakamkan di samping dua sahabatnya.

Maka Abdullah bin Umar ra. segera mengucapkan salam dan minta izin masuk kepada ‘Aisyah ra., dan ternyata ia sedang duduk menangis. Abdullah bin Umar ra. berkata, “Umar bin al-Khaththab ra.mengucapkan salam untukmu dan ia minta izin agar dapat dimakamkan di sisi kedua sahabatnya.” Aisyah menjawab, “Sebenarnya aku menginginkan agar tempat tersebut menjadi tempatku kelak jika mati, namun hari ini aku harus mengalah untuk Umar ra..”

Ketika Abdullah bin Umar ra. kembali, maka ada yang mengatakan, Lihatlah Abdullah bin Umar ra. telah datang. Umar ra. berkata, “Angkatlah aku.” Salah seorang menyandarkan Umar ra. ke tubuh anaknya Abdullah bin Umar ra..

Umar ra. bertanya kepadanya, “Apa berita yang engkau bawa?” Dia menjawab, “Sebagaimana yang engkau inginkan wahai Amirul mukminin, Aisyah telah mengizinkan dirimu.” (dimakamkan di sisi dua sahabatmu, pent.) Maka Umar ra. berkata, “Alhamdulillah, tidak ada yang lebih penting bagiku selain dari itu, jika aku wafat maka bawalah jenazahku ke sana dan katakan, ‘Umar bin al-Khaththab ra.minta izin untuk dapat masuk, jika ia memberikan izin maka bawalah aku masuk, tetapi jika ia menolak, maka bawalah jenazahku ke pemakaman kaum muslimin.”

Tiba-tiba datanglah Hafshah beserta rombongan wanita, ketika kami melihat ia masuk maka kami segera berdiri menghindar, Hafshah duduk di sisinya dan menangis beberapa saat, tak berapa lama datang rombongan lelaki minta izin untuk dapat menjenguk Umar ra., maka segera Hafshah masuk ke dalam sambil mem-persilahkan rombongan lelaki menjenguk Umar ra.. Sementara kami masih mendengar isak tangisnya dari dalam.

Orang-orang berkata, “Berilah wasiat wahai amirul mukminin, pilihlah penggantimu!” Umar ra. berkata, “Aku tidak mendapati ada orang yang lebih berhak untuk memegang urusan ini (menjadi khalifah) selain dari enam orang yang Rasulullah saw. rela atas mereka ketika wafatnya.” Umar ra. menye-butkan nama mereka, Ali, Utsman ra., az-Zubair, Thalhah, Sa’ad dan Abdurrahman. Beliau berkata, “Yang menjadi saksi kalian adalah Abdullah bin Umar ra., dan ia tidak berhak dipilih.

Jika kelak yang terpilih Sa’ad maka dia berhak untuk itu, jika tidak maka hendaklah kalian memintanya agar menunjuk siapa yang berhak di antara kalian, sebab aku tidak pernah mencopotnya disebabkan dia berkhianat ataupun kelemahannya. Aku wasiatkan kepada Khalifah setelahku agar memperhatikan kaum Muhajirin yang terdahulu keislamannya, hendaklah dijaga dan diperhatikan hak-hak maupun kehormatan mereka. Aku juga wasiatkan kepada penggantiku kelak agar memperhatikan kaum Anshar sebaik mungkin.

Merekalah orang-orang yang telah menyiapkan kampung halaman beserta rumah mereka untuk menampung kaum Muhajirin dan orang-orang yang beriman. Hendaklah kebaikan mereka dihormati dan diterima dengan baik, dan kejelekan mereka hendaklah dimaafkan. Aku wasiatkan kepada pengantiku untuk memperhatikan seluruh penduduk kota sebab mereka adalah para penjaga Islam, pemasok harta dan pagar pelindung terhadap musuh. Janganlah diambil dari mereka kecuali kelebihan dari harta mereka dengan kerelaan hati mereka.

Aku wasiatkan juga kepada penggantiku kelak agar memperhatikan dengan baik orangorang Arab pedalaman, sebab mereka adalah asalnya bangsa Arab dan personil Islam. Hendaklah dipungut dari mereka zakat binatang ternak mereka dan disalurkan kepada orang-orang yang miskin dari mereka. Aku wasiatkan juga kepada penggantiku kelak agar menjaga seluruh ahli dzimmah. Hendaklah perjanjian maupun kesepakatan dengan mereka tetap dipelihara. Dan yang diperangi itu hendaklah orang-orang kafir selain mereka (selain ahli dzimmah). Janganlah mereka dibebani dengan hal yang tidak dapat mereka pikul.”

Ketika Umar ra. wafat maka kami keluar membawa jenazahnya menuju rumah ‘Aisyah ra., Abdullah bin Umar ra. mengucapkan salam sambil berkata, “Umar ra. bin al-Khaththab ra.minta izin agar dapat masuk.” ‘Aisyah ra. menjawab, Bawalah ia masuk.” Maka jenazah Umar ra. dibawa masuk dan dikebumikan di tempat itu bersama kedua sahabatnya.

Sumber: Kitab Fadhail Sahabah, Bab Qissatul Bai’ah, (7/59 dari Fathul Bari)

Read More

Adab dalam Bersedekah

Antara adab bersedekah ialah:-


  • Tangan di atas (memberi) lebih baik daripada tangan di bawah (menerima).
  • Ikhlas dalam bersedekah.Wajib mengikhlaskan sedekah hanya kerana Allah dan demi mendapatkan keredaan-Nya.Sedekah dengan menunjuk-nunjuk dan berbangga diri menyebabkan kerugian di akhirat kelak.
  • Mendahulukan sedekah yang wajib.Sebagaimana yang disebut dalam hadis qudsi yang bermaksud:"... dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada apa-apa yang telah Aku wajibkan atasnya..."(riwayat Bukhari)
  • Tidak boleh menunda untuk membayar sedekah(zakat) yang wajib tanpa ada keuzuran.
  • Sedekah atau zakat yang dikeluarkan hendaklah dipastikan diberi kepada mereka yang benar-benar memerlukan seperti orang miskin,anak-anak yatim,janda dan sebagainya.Firman Allah s.w.t yang bermaksud:"Sesungguhnya zakat hanya untuk orang fakir,miskin,pengurus-pengurus zakat,para mualaf,untuk memerdekan hamba,yang berhutang,yang berjuang di jalan Allah dan orang yang bermusafir".(surah al-Tawbah 9:60)
  • Bersedekah dengan harta yang halal antara sebab sedekah tersebut diterima olah Allah dan membuahkan pahala.
  • Tidak mengungkit-ungkit sedekahnya sebagaiman firman Allah yang bermaksud:"Wahai orang yang beriman,janganlah kamu menghilangkan(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)....."(Surah al-Baqarah 2:264)
  • Wajib ke atas pemberi sedekah merenung nikmat Allah s.w.t ke atas dirinya kerana Allah memberikan rezeki yang lebih.
  • Mendahulukan sedekah kepada waris terdekat,sebagaiman sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud:"Sedekah kepada orang miskin(mendapat satu pahala),sedangkan sedekah kepada kaum kerabat mendapat dua pahala iaitu pahala sedekah dan silaturrahim".(riwayat al-Bukhari dan Muslim)
  • Jangan buruk siku.Tidak harus seseorang mengambil kembali sedekah daripada orang yang menerimanya.Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud:"Perumpamaan orang yang bersedekah kemudian dia mengambil kembali sedekahnya,seperti anjing yang memuntahkan sesuatu kemudian ia menjilat muntahnya untuk memakannya kembali."(riwayat Muslim)
sedekah

Read More

Larangan Melakukan Kezaliman

zalim

Daripada Abu Zar al-Ghifaari r.a, daripada Rasulullah s.a.w berdasarkan apa yang diriwayatkannya daripada Tuhannya yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi bahawasanya Ia berfirman :
"Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan ke atas diri-Ku kezaliman dan Aku menjadikan ia dikalangan kamu sebagai perkara yang diharamkan, maka janganlah kamu saling zalim menzalimi di antara satu sama lain.
Wahai hamba-hamba-Ku! Setiap kamu adalah sesat melainkan sesiapa yang Aku berikan kepadanya petunjuk, maka mintalah petunjuk daripada-Ku nescaya akan-Ku berikan petunjuk kepadamu. Wahai hamba-hamba-Ku setiap kamu adalah lapar melainkan sesiapa yang Aku memberikan kepadanya makan, maka mintalah makanan daripada-Ku nescaya akan Ku berikan makanan kepadamu.
Wahai hamba-hamba-Ku ! Setiap kamu adalah bertelanjang kecuali sesiapa yang Aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian daripada-Ku nescaya akan Ku berikan pakaian kepadamu. Wahai hamba-hamba-KU ! Sesungguhnya kamu melakukan kesalahan di waktu siang dan malam, dan aku mengampuni segala dosa, maka mintalah keampunan daripada-Ku, nescaya akan Ku berikan keampunan kepadamu.
Wahai hamba-hamba-Ku ! Sesungguhnya kamu tidak akan mampu untuk mendatangkan kemudaratan yang boleh menyakiti-Ku. Dan kamu tidak mampu mendatangkan faedah yang boleh memberikan manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya, kalau semua manusia; yang terdahulu dan yang terkemudian daripada kamu, dari kalangan manusia atau jin, kesemua mereka keadaannya sama dengan hati seorang lelaki yang paling bertaqwa di kalangan kamu, kerajaan-Ku tidak akan bertambah sedikit pun di sebabkan perkara tersebut.
Wahai hamba-hamba-Ku ! kiranya semua manusia; yang terdahulu dan yang terkemudian daripada kamu, dari kalangan manusia atau jin, kesemua mereka keadaannya sama dengan hati seorang lelaki yang paling jahat daripada kamu, kerajaan-Ku tidak akan berkurangan sedikitpun disebabkan perkara tersebut.
Wahai hamba-hamba-Ku ! Kiranya semua manusia; yang terdahulu dan yang terkemudian daripada kamu, daripada kalangan manusia dan jin berada pada satu tempat, mereka meminta kepada-Ku, lalu Aku berikan kepada setiap orang akan permintaannya, maka perkara tersebut tidak akan mengurangkan apa yang ada pada-Ku melainkan sepertimana berkurangnya air lautan apabila dimasukkan sebatang jarum kemudian dikeluarkan daripadanya.
Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya ia adalah amalan-amalan kamu yang Aku hitungkan untukmu, kemudian Aku sempurnakan balasan kamu disebabkan amalan-amalan kamu. Maka sesiapa yang mendapat kebaikan maka hendaklah dia memuji Allah dan sesiapa mendapat selain daripada itu, maka janganlah dia mencela kecuali dirinya sendiri."
[ Hadis riwayat Imam Muslim ]



Kandungan Hadis

1.Takrif hadis qudsi
Hadis Qudsi ialah apa yang diriwayatkan oleh Rasulullah s.a.w daripada Allah.Kadang-kadang melalui perantaraan Jibril a.s dan kadang kala melalui wahyu,ilham atau mimpi dan Rasulullah s.a.w bebas menyampaikannya mengikut susunan bahasa yang disukainya.Tidak ada perbezaan di antara hadis qudsi dan hadis nabawi kecuali pada hadis qudsi Rasulullah menyampaikan sanadnya kepada Allah.Oleh sebab itu,kebanyakan hadis ini disandarkan kepada Allah.Sandaran ini mengambil kira bahawa Allahlah yang bercakap melalui hadis qudsi.Kadang-kadang disandarkan kepada Rasulullah kerana bagindalah yang menyampaikannya daripada Tuhannya.

Perbezaan hadis qudsi dengan Quran:

a)Al Quran adalah mukjizat pada lafaz dan maknanya,berlainan dengan hadis qudsi.

b)Sah sembahyang dengan membaca Al Quran,sedangkan hadis qudsi tidak sah sembahyang malah membatalkan sembahyang.

c)Orang yang mengingkari Quran adalah kafir,orang yang mengingkari hadis qudsi adalah fasik.

d)Lafaz dan makna al Quran adalah daripada Allah manakala bagi hadi qudsi,lafaznya adalah daripada Rasulullah dan maknanya daripada Allah.

e)Tidak harus meriwayatkan al Quran dengan makna manakala hadis qudsi harus diriwayatkan dengan makna.

f)Al Quran tidak boleh disentuh melainkan oleh orang-orang yang bersuci dan hadis qudsi tidak disyaratkan suci ketika menyentuhnya.

g)Tidak harus bagi orang yang berjunub membaca al Quran ataupun membawanya dan harus baginya membawa atau membaca hadis qudsi.

h)Sesiapa yang membaca satu huruf daripada al Quran diberi pahala sepuluh kebaikan dan hadis qudsi tiada bagi pembacanya semata.

i)Al Quran tidak sah menjualnya(berdasarkan riwayat Ahmad) ataupun makruh menjualnya(di sisi mazhab Syafi'e)berbeza dengan hadis qudsi,ia tidak ditegah untuk dijual dan tidak juga makruh,mengikut kesepakatan ulama.

2.Pengharaman kezaliman ke atas Allah

Lafaz hadis ini "Aku mengharamkan kezaliman ke atas diri-Ku" jelas menyatakan bahawa Allah melarang dirinya daripada melakukan kezaliman terhadap hamba-hambanya.
Firman Allah:
"KeputusanKu itu tidak dapat diubah atau ditukar ganti, dan Aku tidak sekali-kali berlaku zalim kepada hambaKu"
(Qaf:29)

Firmannya lagi:
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya manusia sedikitpun, akan tetapi manusia jualah yang menganiaya diri mereka sendiri.
(Yunus:44)

Firmannya lagi:
Sesungguhnya Allah tidak sekali-kali menganiaya (seseorang) sekalipun seberat zarah (debu). Dan kalaulah (amal yang seberat zarrah) itu amal kebajikan, nescaya akan menggandakannya dan akan memberi, dari sisiNya, pahala yang amat besar.
(an-Nisa:40)

3.Pengharaman kezaliman ke atas hamba-hamba.

Allah mengharamkan dirinya daripada berlaku zalim ke atas hamba-hamba-Nya dan melarang mereka daripada menzalimi sesama manusia.Dengan itu Dia mengharamkan setiap manusia daripada menzalimi orang lain.Berlaku zalim itu adlah haram secara mutlak,dan ia terbahagi kepada dua jenis:

a)Menzalimi diri sendiri dan yang paling besar ialah menyekutukan Allah dengan sesuatu.Firman Allah:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, semasa ia memberi nasihat kepadanya:" Wahai anak kesayanganku, janganlah engkau mempersekutukan Allah (dengan sesuatu yang lain), sesungguhnya perbuatan syirik itu adalah satu kezaliman yang besar."
(Luqman:13)

Ini adalah kerana seseorang yang menyekutukan Allah dengan sesuatu dia telah menjadikan kedudukan mahkluk sama dengan kedudukan Pencipta dan menyamakan hamba dengan Allah.Maha Suci Allah daripada sekutu.

Kezaliman seterusnya ialah maksiat-maksiat dan dosa kecil dan besar.Sesungguhnya di situ terdapat kezaliman terhadap diri sendiri kerana dia menempah azab serta kebinasaan di dunia dan di akhirat.

b)Kezaliman manusia terhadap orang lain.Sesungguhnya hadis-hadis Rasulullah s.a.w berulangkali mengungkapkan pengharamannya serta ancaman supaya tidak melakukannya.Di dalam kitab Bukhari dan Muslim daripada Abdullah bin Omar r.a,daripada Rasulullah s.a.w baginda bersabda:

“Sesungguhnya kezaliman itu merupakan kegelapan di hari akhirat”
Di dalam kitab Bukhari dan Muslim juga diriwayatkan daripada Abu Musa al-Asy’ari,daripada Rasulullah s.a.w baginda bersabda:

“Sesungguhnya Allah menangguhkan(azab) bagi orang yang zalim,tetapi apabila Dia menyeksanya,maka dia tidak akan melepaskannya.Kemudian baginda membaca firman Allah yang bermaksud;”Dan demikianlah azab Tuhanmu,apabila ia menimpa (penduduk) negeri-negeri yang berlaku zalim.Sesungguhnya azab-Nya itu tidak terperi sakitnya,lagi amat keras serangannya.”(Huud:102)

Menegakkan keadilan serta mengharamkan kezaliman merupakan tujuan dan matlamat Islam yang terpenting.Keadilan merupakan asas pembinaan mahligai mana-mana kerajaan atau tamadun manakala kezaliman merupakan sebab kejatuhan umat dan tamadun.Kebahagiaan dalam hidup juga hilang dan menjadi sebab mendapat kemurkaan Allah.

4.Keperluan kepada Allah

Mahkluk semuanya berhajat kepada Allah untuk mendapat segala kebaikan dan menolak segala kemudaratan di dunia dan di akhirat.Mereka sangat berhajat kepada hidayah Allah dan rezeki-Nya di dunia dan mereka amat berhajat kepada rahmat Allah serta pengampunan-Nya di akhirat nanti.Seorang muslim menghampirkan diri kepada Allah dengan menzahirkan keberhajatannya kepada Allah.Ubudiahnya yang sebenar terpapar jelas pada salah satu daripada tiga bentuk:

a)Dengan meminta atau memohon.Allah suka manusia menzahirkan hajatnya kepada-Nya dan meminta segala kepentingan agama dan duniawi mereka yang berupa makanan,minuman dan pakaian daripada-Nya sebagaimana mereka meminta daripada-Nya hidayah dan keampunan.Terdapat dalam sebuah hadis,Rasulullah s.a.w bersabda:

“Hendaklah setiap kamu meminta semua hajatnya kepada Tuhannya sehinggakan tali sepatunya apabila terputus.”

b)Dengan meminta hidayah.

c)Dengan kepatuhan yang sempurna,iaitu dengan menjauhkan diri daripada segala perkara yang ditegah oleh Allah dan melakukan segala suruhan-Nya.

Read More

Ibn Sina (Avicenna)

Pengenalan

Nama sebenar beliau ialah Abu Ali al-Husin bin Abdullah bin Sina.Beliau lebih dikenali sebagai Ibn Sina.Di barat,beliau dikenali sebagai Avicenna.Seorang ahli falsafah dan ahli perubatan Islam yang terkenal di seluruh dunia sejak akhir abad ke 10 Masihi hingga ke hari ini.


Beliau anak kepada Abdullah bin Sina seorang pegawai kerajaan berketurunan Parsi.Dilahirkan di sebuah pekan kecil Asfahan,dalam daerah Bukhara,pada tahun 980 Masihi.Tidak beberapa lama selepas beliau dilahirkan ,bapanya dipindahkan ke kota Bukhara.Disanalah beliau dibesarkan dan dididik mengikut tradisi Islam.

Avicenna-Bapa Perubatan Moden


Aktiviti Hidupnya

Ketika berumur 6 tahun,beliau dihantar ke sebuah madrasah di kota Bukhara.Di sana beliau diajar menghafaz al-Quran.menulis dan membaca.Beliau dikatakan selesai menghafaz keseluruhan al-Quran ketika umurnya mencapai 10 tahun.Anda tentu dapat membayangkan tentang kecerdikannya dan kepintarannya kerana kepintaran yang luar biasa yang dikurniakan Allah kepadanya.Beliau dapat memahami semua pelajaran yang diajar oleh guru kepadanya.Dari situ timbullah minatnya yang mendalam ilmu pengetahuan.

Pada peringkat awal,beliau berminat dalam ilmu bahasa dan kesusasteraan.Beliau mendalami ilmu bahasa Arab dan Parsi dan menguasai kedua-duanya dengan baik.Selepas itu beliau berminat dalam ilmu perundangan.Beliau mendalami ilmu Feqah daripada seorang ulama terkenal zamannya iaitu al-'Alamah Ismail az-Zahid.Selain mendalami ilmu Feqah,beliau juga berminat dalam ilmu -ilmu lain seperti matematik,geometri dan falsafah.Beliau dikatakan dapat menguasai ilmu yang dipelajarinya dengan mudah sehingga mengatasi kepintaran guru-gurunya.Ketika berumur 16 tahun,beliau mula berminat dalam ilmu perubatan.Oleh sebab minatnya yang mendalam ilmu tersebut,beliau dapat menguasainya dalam masa beberapa tahun sahaja.Selepas itu beliau mula membuat kajian dan penyelidikan bagi mengetahui dengan lebih jelas akan punca penyakit yang menyerang manusia.Melihat kejayaan cemerlang yang dicapainya dalam bidang penyelidikan tersebut ,pihak pemerintah (Kerajaan Bani Sama'am) telah memberi berbagai-bagai kemudahan serta galakan kepada beliau.Antaranya ialah memberikan kebebasan menggunakan Kitb Khanah as-Samani.Kitb Khanah tersebut merupkan perpustakaan terbesar zaman itu di Bukhara kerana di dalamnya terdapat puluhan ribu buah buku pelbagai bidang.


Kemudian nama Ibnu Sina mula dikenali ramai orang. Bahkan di negeri jiran pun, beliau menjadi bahan perbualan.Ramai orang dari negeri jiran datang berjumpa beliau untuk berbincang. Berduyun-duyun penduduk dari berbagai negeri datang untuk berguru dan berubat pada beliau. Ibnu Sina tak pernah berhenti belajar demi mengembangkan keilmuannya. Walaupun selalunya dia tertidur kelelahan. Di usia 17 tahun, di tengah usahanya untuk menyembuhkan penyakit baginda Nuh bin Mansur, ia terus mengembangkan ilmunya. Sebagai penghargaan raja atas jasanya yang berjaya menyembuhkan raja. Baginda meminta Ibnu Sina menetap di istana, sekurang-kurangnya untuk sementara semasa raja dalam proses penyembuhan. Tapi Ibnu Sina menolaknya dengan halus, sebagai gantinya ia hanya meminta izin untuk mengunjungi sebuah perpustakaan kerajaan yang kuno dan antik. Siapa sangka, dari sanalah ilmunya yang luas ditambah lagi semangat belajarnya yang tinggi. Ia tidak pernah melewatkan waktu sedikitpun untuk bermalas-malasan. Beberapa karyapun telah dilahirkan. Selama 1,5 tahun Ibnu Sina jarang tidur, penuh dengan berbagai ilmu dan analisa. Semangat belajarnya kuat sekali. Ibnu Sina selalu memikirkan ilmu yang sedang dipelajarinya sampai ia memahaminya. Ibnu Sina tidak hanya belajar teori tetapi juga mempraktikkannya. Pengalaman ilmunya terhadap apa yang dipelajari semakin luar biasa.

Ibnu Sina tak pernah berhenti belajar. Ilmunya semakin matang dan mendalam. Pada usia 21 tahun, Ibnu Sina berjaya membuat buku pertamanya, Al-Majmu ‘ketika berada di Khawarazm yang mengandungi berbagai ilmu pengetahuan yang lengkap. Beliau menyelesaikannya berdasarkan semua disiplin ilmu yang dipelajarinya. Ketika terjadi kekacauan di Kerajaan As-Samani, Ibnu Sina mula melakukan pengembaraan. Beliau keluar dari Bukhara menuju Karkang. Dari situ beliau berpindah ke Jarjan dan Khurasan. Namun demikian, pada akhirnya Ibnu Sina meninggalkan kedua-dua negara tersebut menuju ke Dahastan. Setelah itu, Ibnu Sina kembali ke Jarjan dan bertemu dengan Juzjani. Di Jarjan, Ibnu Sina menjadi menteri sebanyak dua kali. Meski demikian, beliau tidak pernah berhenti menulis, mengajar, dan mengarang. Malam hari, beliau mengajar dan pagi hari beliau bertolak ke pejabat Kementerian tempat beliau tugaskan. Buku yang ditulis Ibnu Sina lebih kurang 250 judul, termasuk kitab, esei, dan artikel dalam bidang matematik, mantik, akhlak, fizik, perubatan dan falsafah.

Buku-buku yang pernah dikarang oleh Ibnu Sina, dihimpun dalam buku besar Essai de Bibliographie Avicenna yang ditulis oleh Pater Dominician di Kaherah. Karya-karya beliau semasa hidupnya antara lain:

1. Kitab Al Majmu ‘, tentang ilmu pengetahuan yang lengkap ditulis saat beliau berusia 21 tahun.
2. Kitab Asy-Syifa, (The Books of Recovery / The Books of Remedy), tentang cara-cara rawatan beserta ubatnya (18 jilid). Kitab ini di dunia perubatan menjadi ensiklopedia falsafah perubatan. Dalam bahasa latin kitab ini dikenali dengan nama “Sanatio”.
3. Kitab Al Qanun Fit Thibb (Canon of Medicine). tentang cara rawatan yang sistematik (16 jilid). Memuatkan kenyataan yang tegas bahawa darah mengalir terus-menerus dalam suatu lingkaran dan tidak pernah berhenti. Buku ini sejak zaman Dinasti Han di China telah menjadi rujukan standard karya-karya perubatan cina.

Canon of Medicine
4. Kitab Remedies for the Heart, mengandungi sajak-sajak. Mengandung sajak-sajak perubatan yang menghuraikan tentang 760 jenis penyakit beserta cara pengubatannya.
5. Kitab An Najah, tentang falsafah.
6. Penemuan tentang anatomi tubuh. Ibnu Sina percaya bahawa setiap tubuh manusia terdiri daripada empat unsur iaitu tanah, air, api dan angin. Keempat unsur itu memberi sifat lembap, sejuk, panas, dan kering serta sentiasa bergantung pada unsur lain yang terdapat pada alam ini.
7. Penemuan tentang rawatan psikomosaik. Beliau mengembangkan ilmu diagnosis melalui denyutan jantung (pulse diagnosis) untuk mengetahui secara pasti keseimbangan emosi seseorang dalam beberapa saat.
8. Penemuan di bidang kimia tentang logam. Beliu menerangkan bahawa benda-benda logam sebenarnya berbeza antara satu dengan yang lain secara khusus. Setiap logam membentuk dengan sendirinya dengan pelbagai jenis. Beliau dianggap penerus dari perkembangan ilmu kimia yang telah dirintis oleh Jabir Ibnu Hayyan (Bapa Kimia Muslim Pertama).
9. Penemuan di bidang geografi tentang asal usul lembah.
10. Penemuan tentang peredaran darah. Beliau mendapati bahawa “Darah mengalir terus menerus dalam suatu lingkaran dan tidak pernah berhenti.”
11. Kitab Fi Aqsamil Ulumil Aqliya (On the Division of the Rational Sciences) tentang pembahagian ilmu-ilmu rasional.Kitab An Nayat (Book of Deliverence) buku tentang kebahagiaan jiwa (merupakan sebuah buku psikologi.
12. Kitab Risalah As Siyasah (Book of Politics) tentang politik.
13. Penemuan di bidang bahan perubatan.
14. Penemuan dalam bidang psikoterapi.
15. Kitab Al Musiqa, tentang muzik.
16. Kitab Al Mantiq, tentang logik. Buku ini dipersembahkan untuk Abu Hasan Sahil.
17. Kitab Uyun Al Hikmah (10 jilid) tentang falsafah. Ensiklopedio Britanica menyebutkan bahawa kemungkinan besar buku ini telah hilang.
18. Kitab Al Hikmah El Masyriqiyyin, tentang falsafah timur.
19. Kitab Al Insyaf tentang keadilan sejati.
20. Kitab Al Isyarat Wat Tanbihat, tentang prinsip ketuhanan dan sembahyang.
21. Kitab Al Isaguji (The Isagoge), tentang logik
22. Kitab Fi Ad Din (Liber de Mineralibus) tentang mineral.
23. Kitab Al Qasidah Al Aniyyah, tentang prosa.
24. Kitab Sadidiya, tentang perubatan.
25. Kitab Risalah At Thayr, tentang karangan roman.
26. Kitab Danesh Nameh, tentang falsafah.
27. Kitb Mujir. Kabir Wa Saghir, tentang dasar-dasar ilmu logik secara lengkap.
28. Salama wa Absal, Hayy ibn Yaqzan, al-Ghurfatul Gharabiyyah (Pengasingan di Barat) dan Risalatul Thayr (Risalah Burung).

Kejayaannya

Hasil kajian dan penyelidikan yang dibuatnya dalam beberapa tahun,beliau dapat mengetahui dengan jelas sistem peredaran darah di dalam tubuh manusia serta beberapa jenis penyakit dan punca dan cara mengubatinya.Antara jenis penyakit yang ditemuinya ialah barah,bengkak otak,kudis dalam perut,tibi dan beberapa jenis penyakit kulit.Ada penyakit yang berpunca dari kerosakan sel.Cara rawatannya ada yang perlu kepada pembedahan ,ada perlu kepada suntikan dan hanya yang boleh disembuhkan melalui ubat-ubat yang dimakan.Beliau dikatakan orang yang pertama menggunakan kaedah suntikan menggunakan jarum dan membuat pembedahan.

Karya Ibnu Sina Berupa Kitab Al Qanun Fit Thibb (Canon of Medicine) telah digunakan sebagai buku teks perubatan di pelbagai universiti di Perancis. Misalnya di Sekolah Tinggi Perubatan Montpellier dan Louvin yang telah menggunakannya sebagai bahan rujukan pada abad ke-17 M. Sementara itu, Prof. Phillip K. Hitti telah menganggap buku tersebut sebagai “Ensiklopedia Perubatan”. Buku ini telah membincangkan serta membahas tentang penyakit saraf. Arahan tersebut juga membahas cara-cara pembedahan yang menekankan tentang keperluan pembersihan luka. Bahkan di dalam buku-buku tersebut juga dinyatakan keterangan dengan lebih jelas disamping gambar-gambar dan sketsa-sketsa yang sekaligus menunjukkan pengetahuan anatomi Ibnu Sina yang luas.

Karyanya yang termasyhur dalam falsafah ialah as-Syifa'.Kebanyakan kitab karangan beliau telah diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa Eropah dan bahasa latin untuk dijadiakn rujukan di pusat-pusat pengajian tinggi di seluruh dunia.

Penulis-penulis barat telah menganggap Ibnu Sina sebagai “Bapa Perubatan” kerana beliau telah menggabungkan teori perubatan Yunani Hipocrates dan Galen dan pengalaman dari ahli-ahli perubatan dari India dan Parsi serta pengalaman beliau sendiri. Ibnu Sina meninggal pada tahun 1073, semasa kembali ke kota yang disukainya Hamadhan. Walau beliau sudah meninggal, namun berbagai ilmunya sangat berguna dan digunakan untuk penyembuhan berbagai penyakit yang kini diderita umat manusia.

Kesimpulannya


Beliau sudah tiada, tapi akan selalu menemani kita. Sekarang, kita harus meneruskan setiap karyanya. Jangan sampai kita hanya boleh bernostalgia dengan membaca sejarah beliau. Ikrarkan dalam hati bahawa “Kita boleh seperti beliau, beliau boleh begitu juga kita”. Jangan kita hanya kagum sahaja tapi kita tidak mahu menggali ilmu yang beliau tinggalkan. Sebab ilmu yang beliau tinggalkan tidak kita pergunakan dan kembangkan dengan baik. Malah, orang barat yang mengembangkannya. Sudah masanya kita bangkit dan kita capai kegemilangan islam dengan ilmu pengetahuan serta iman dan taqwa.
Read More

Mengapa Al-Quran diturunkan dalam Bahasa Arab?

kitab al quran


Apabila kita membaca Al-Quran, kita akan mendapati banyak ayat yang menceritakan perihal penurunan kitab suci ini dalam Bahasa Arab.

Sudah tentu terfikir di benak kita, mengapakah Bahasa Arab? Mengapa tidak bahasa lain di dunia?

Sebelum menjawab soalan ini, kita lihat dahulu beberapa ayat yang menceritakan Al-Quran itu diturunkan dalam Bahasa Arab.

1. Surah Yusuf, ayat 2
2. Surah An-Nahl, ayat 103
3. Surah As-Syuara’, ayat 192-195
4. Surah Taha, ayat 113
5. Surah Az-Zumar, ayat 27-28
6. Surah Fussilat, ayat 1-3
7. Surah As-Syura, ayat 7
8. Surah Az-Zukhruf, ayat 1-3

Kesemua ayat di atas secara kesimpulannya menerangkan bahawa Al-Quran diturunkan dalam Bahasa Arab.

Ulama tafsir menjelaskan perkara ini dengan panjang lebar dan saya ringkaskan seperti berikut:

1. Meskipun Al-Quran diturunkan dalam Bahasa Arab, ia tidak menafikan penurunannya untuk seluruh umat manusia di dunia ini. Risalah Islam tidak terhad hanya untuk bangsa Arab walaupun Al-Quran diturunkan dalam Bahasa Arab.

2. Al-Quran memiliki kelebihan dan ciri-ciri yang tiada pada bahasa lain di dunia. Kehebatan Bahasa Arab terlalu banyak untuk dijelaskan antaranya dari segi susunan, huruf, balaghah dan sebagainya.

3. Kelebihan yang ada pada Bahasa Arab itu telah mensabitkan Kemukjizatan Al-Quran (I’jaz Al-Quran). Sebagai mukjizat yang Allah kurniakan kepada Nabi Muhammad, Allah telah mencabar bangsa Arab ketika itu untuk mencipta ayat membuat ayat yang boleh mengalahkan ayat suci Al-Quran tetapi mereka tidak mampu. Rujuk Surah Al-Baqarah, ayat 23 yang bermaksud:

“Dan kalau kamu ada menaruh syak mengenai apa yang Kami turunkan (Al-Quran) kepada hamba kami (Muhammad), maka cubalah buat dan datangkanlah satu surah yang sebanding dengan Al-Quran itu.”

4. Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh bangsa Arab. Sudah tentulah mereka memahami bahasa Arab, tidak bahasa lain. Jika Al-Quran diturunkan dalam bahasa lain, bangsa Arab yang merupakan mad’u Nabi Muhammad ketika itu tidak akan memahaminya. Firman Allah dalam Surah Ibrahim ayat 4 bermaksud:

“Dan Kami tidak mengutuskan seseorang Rasul melainkan dengan bahasa kaumnya supaya ia menjelaskan (hukum-hukum Allah) kepada mereka.”

Ada pula yang bertanya, mengapakah Allah memilih bangsa Arab untuk diutuskan Nabi dan diturunkan risalah Islam? Mengapa tidak bangsa Melayu atau bangsa lain di dunia?

Persoalan ini tidak mempunyai jawapan yang betul-betul tepat kerana ia berkait dengan kehendak dan pemilihan oleh Allah. Allah berhak dan mampu untuk menurunkan risalah ini kepada mana-mana bangsa di dunia.

Akan tetapi, dalam membahaskan perkara ini, ulama menulis beberapa hikmah di sebalik pemilihan bangsa Arab. Antaranya ialah:

1. Kita bertanya dahulu, pada ketika awal Islam diturunkan, bangsa manakah di dunia ini yang layak menerima risalah Islam dan memandu umat manusia ke jalan kebenaran?

Ketika itu, terdapat dua kuasa besar dunia iaitu Rum dan Parsi. Rum adalah penganut ajaran Kristian yang terseleweng. Parsi pula beragama Majusi yang menyembah api.

Bangsa lain pula seperti Yahudi menganut ajaran Nabi Musa yang juga telah terseleweng. Bangsa Yunani pula menyembah berhala.

Adakah bangsa-bangsa ini layak memimpin umat manusia berdasarkan ajaran Islam?

2. Semenanjung Tanah Arab ketika itu agak kurang terkesan dengan pengaruh ajaran-ajaran sesat yang dipegang oleh bangsa lain.

Begitu juga dari segi geografi, Tanah Arab berada di tengah-tengah dan kehidupan Arab adalah lebih dekat dengan fitrah manusia.

Jahiliyahnya bangsa Arab ketika itu dimaksudkan dengan jahil mengenal Tuhan di samping akhlak yang teruk tetapi tidak dinafikan terdapat unsur-unsur yang baik pada bangsa Arab.

Berbalik kepada persoalan, mengapakah bangsa Arab?

Secara mudahnya kita menjawab ia adalah pilihan dan ilmu Allah berdasarkan ciri-ciri yang ada pada bangsa Arab yang tiada pada bangsa lain.

Ustaz Mohd Firdaus Salleh Hudin
Ahli Majlis Ulama Isma (MUIS)


Sumber: http://www.ismaweb.net/2016/10/mengapa-al-quran-diturunkan-dalam-bahasa-arab/

Read More

Halloween Haram Disambut Umat Islam

umat islam haram sambut halloween




Soalan: Apakah hukum menyambut perayaan Halloween?

Jawapan:


Definisi Halloween

Halloween merupakan perayaan yang disambut pada 30 Oktober setiap tahun bagi memperingati orang yang telah mati. Halloween juga disebut dengan Hallowe’en dan perayaan ini juga disebut sebagai All Hallow Eveatau All Saints’ Eve.

Perkataan Halloween/Hallowe’en muncul dalam tahun 1745M dan agama kristian dikatakan memulakan penggunaannya. Perkataan halloween bermaksud “hallowed evening” atau “holy evening” (petang yang mulia) dan dikatakan juga berasal dari bahasa Scotland (Scottish). Orang Celt di Scotland dikatakan merayakan perayaan ini dengan tradisi paganisme sempena musim menuai mereka.

Sambutan Halloween

Halloween disambut dikebanyakan negara bukan Islam pada 30 Oktober pada setiap tahun. Perayaan ini selalunya disambut pada waktu malam dan dilakukan dengan berpakaian aneh dan berjalan dari pintu ke pintu rumah dan meminta gula-gula atau coklat dengan berkata “Trick or treat!”. Ucapan “Trick or treat!”merupakan semacam “ugutan” yang membawa maksud “Beri kami (gula-gula) atau kami buat kacau.”

Kanak-kanak zaman sekarang biasanya tidak lagi membuat kacau di rumah orang yang tidak memberi apa-apa. Sebahagian kanak-kanak masih membuat kacau di rumah orang yang dianggap kedekut dengan cara “menghiasi” pohon yang ada di depan rumah dengan kertas tisu atau menulis di tingkap dengan sabun.

Halloween biasanya dikaitkan dengan syaitan, ahli sihir, hantu, Goblin dan makhluk-makhluk mitos dan menyeramkan lain dari kebudayaan Barat. Halloween disambut dengan menghiasi rumah dan pusat membeli-belah dengan simbol-simbol Halloween tersebut.

Hukum Berkenaan Dengan Halloween

Dikatakan di sini bahawa menyambut perayaan Halloween adalah haram di sisi Islam. Ini kerana berdasarkan kajian sejarah, didapati bahawa perayaan ini merupakan syiar bagi sebahagian penganut agama Kristian dan mereka menyambutnya demi memperingati roh-roh yang telah meninggal dunia.

Rasulullah SAW telah melarang kita dari menyerupai orang kafir. Sabda Baginda SAW dari hadis Ibn Umar R.Anhuma:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ


Maksudnya: Telah berkata Rasulullah SAW: Sesiapa yang menyerupai sesuatu kaum, maka mereka tergolong dalam golongan itu”.


Riwayat Abu Daud (4031)

Berdasarkan hadis di atas maka seorang Muslim itu dilarang untuk meniru gaya atau kelakuan atau pakaian yang khusus dikenali dengan unsur jahat atau adat perayaan yang boleh menimbulkan salah sangka orang ramai terhadap orang yang menyerupai perkara-perkara tersebut.

Al-Imam al-San’ani Rahimahullah berkata bahawa hadis di atas menunjukkan barang siapa yang menyerupai orang-orang fasiq ataupun kafir ataupun orang yang melakukan bid’ah dalam apa jua perkara yang dikhaskan padanya dari segi pemakaian, tunggangan ataupun gerak-geri tingkah laku maka dirinya tergolong dalam kalangan mereka. [Subul al-Salam. Dar al-Hadis, 2/647]

Disebutkan juga pendapat lain yang mengatakan bahawa tasyabbuh itu juga berlaku dalam perkara-perkara dalaman bersifat i’tiqad, iradat (kemahuan dan kehendak) dan perkara-perkara luar dari segi perkataan, perbuatan yang boleh menjadi ibadat dan adat. [Faydh al-Qadir. Al-Maktabah al-Tijariyyah al-Kubra, 6/104]

Jelas di sini bahawa perayaan Halloween merupakan tasyabbuh kepada golongan kafir dari segi i’tiqad, perbuatan dan juga pemakaian yang mana sedia maklum selalunya bagi mereka yang menyambut perayaan ini akan mengenakan kostum-kostum tertentu bersesuaian dengan hari Halloween.

Pendapat Badan Fatwa
  1. Fatwa Kebangsaan juga telah mengharamkan sambutan Halloween bagi umat Islam. Ianya jelas bertentangan dengan nilai-nilai syariah.
  2. Fatwa dari islamweb.net mengatakan bahawa merayakan hari Halloween adalah haram kerana asal sambutan ini adalah bersifat penyembahan dan juga dirayakan oleh kaum bukan Islam. Ibu-bapa dilarang untuk menghantar anak untuk turut serta dalam perayaan ini.

Pendapat Ulama’
  1. Sheikh Muhammad Salih al-Munajjid juga mengatakan haram bagi umat Islam menyambut hari Halloween kerana menyerupai orang kafir.
  2. Sheikh Dr. Ahmad Sa’id Hawwa ahli Syrian Islamic Council mengatakan bahawa haram bagi umat Islam untuk menyambut hari Halloween. Halloween menurut beliau adalah hari yang suci yang di sambut oleh penganut masihi dan umat Islam dilarang untuk mengikuti dalam perayaan mereka.
  3. Mufti Negeri Pahang, S.S Datuk Seri Dr. Abdul Rahman Osman juga berkata bahawa umat Islam haram hukumnya untuk menyambut hari Halloween. Tambah beliau lagi, selain hari Halloween, beberapa lagi hari sambutan kesan pengaruh barat seperti Valentine’s Day dan April’s Fool juga haram diraikan kerana berkait rapat dengan unsur agama lain. Tambah beliau lagi, sambutan-sambuntan sebegini merupakan agenda luar untuk menyesatkan akidah umat Islam dengan cara yang tidak disedari.

Penutup

Kesimpulannya, kami tegaskan sekali lagi bahawa hukum menyambut Halloween bagi umat Islam adalah haram kerana terdapat unsur-unsur tasyabbuh yang tidak dibenarkan di dalam Islam. Mudah-mudahan, dengan pencerahan ini dapat memberikan faedah dan manfaat dalam beragama dan diharapkan anak-anak muda kita dapat menghindarkan diri dari terjebak ke dalam kancah maksiat ini. Wallahu a’lam.

Akhukum fillah,


S.S. Datuk Dr. Zulkifli bin Mohamad Al-Bakri
Mufti Wilayah Persekutuan




Read More