Memaparkan catatan dengan label tokoh islam. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label tokoh islam. Papar semua catatan

9 kelebihan Amirul Mukminin Umar Al-Khattab RA

umar al khattab

Imam al-Bukhari berkata, bab Manaqib Umar bin al-Khaththab Abu Hafsh al-Qurasy, ad-‘Adawi
1) Umar ra. adalah penduduk surga
1. Diriwayatkan dari Said Ibnu al-Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata, “Ketika kami berada di sisi Rasulullah saw. tiba-tiba beliau berkata: “Sewaktu tidur aku bermimipi seolah-olah aku berada di surga. Kemudian aku melihat seorang wanita berwudhu di samping sebuah istana, maka aku bertanya, “Milik siapa istana ini?” Mereka menjawab, “Milik Umar.” Maka aku teringat akan kecemburuan Umar, segera aku menjauhi istana itu.” Umar ra. menangis dan berkata, “Demi Allah SWT., mana mungkin aku akan cemburu padamu wahai Rasulullah saw.?”
2. Diriwayatkan Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw. menaiki gunung Uhud beserta Abu Bakar ra., Umar ra. dan Utsman ra.. Maka-tibatiba gunung itu bergoncang, segera Rasulullah saw. memukulkan kakinya dan berkata, “Diamlah wahai Uhud sesungguhnya di atasmu hanyalah seorang Nabi, shiddiq dan dua orang syahid.”
3. Diriwayatkan dari Anas bahwa seorang lelaki pernah bertanya kepada Nabi saw tentang hari kiamat. Ia bertanya, “Kapan datangnya hari Kiamat?” Maka Rasulullah saw. kembali bertanya padanya, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari itu?” Ia menjawab, “Aku tidak memiliki persiapan apapun, hanya saja aku mencintai Allah SWT. dan RasulNya.”
Maka Rasulullah saw. bersabda, “Engkau kelak akan dibangkitkan beserta orang-orang yang kau cintai.” Anas berkata, “Tidaklah kami merasa senang kecuali setelah mendengar sabda Nabi, “Engkau kelak akan dibangkitkan beserta orang-orang yang engkau cintai.” Anas berkata, “Aku mencintai Nabi saw, Abu Bakar ra. serta Umar ra.. Aku berharap agar dapat dikumpulkan beserta mereka, walaupun aku tidak mampu beramal seperti mereka.”
4. Diriwayatkan Abu Musa ia berkata, “Aku bersama Rasulullah saw., di salah satu kebun di kota Madinah. Tiba-tiba datang seorang lelaki minta dibukakan pintu, maka Rasulullah saw. berkata:
“Bukakan pintu untuk orang itu dan beritakan baginya kabar gembira berupa surga. Maka aku buka pintu dan ternyata orang itu adalah Abu Bakar. Segera aku beritahukan kepadanya apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah saw. untuknya. Abu Bakar mengucapkan pujian kepada Allah SWT.. Tak lama setelah itu datang seseorang minta diberi izin masuk, maka Rasulullah saw. berkata, “Bukalah pintu dan beritakan baginya berita gembira berupa surga.” Aku segera membuka pintu dan ternyata orang itu adalah Umar ra., maka aku beritahukan kepadanya apa yang dikatakan Nabi untuknya. la juga mengucapkan pujian kepada Allah SWT.
Kemudian datang lagi seseorang ingin masuk, maka Rasulullah saw. berkata padaku, “Bukakan pintu untuknya dan beritakan kabar gembira kepadanya berupa surga dan berita musibah yang kelak akan menimpanya.” Ketika aku membuka pintu ternyata orang tersebut adalah Utsman, maka aku segera memberitakan kabar gembira untuknya dan berita musibah yang kelak akan menimpanya, maka dia memuji Allah SWT. dan berkata, “Allah al-Musta ‘aan (hanya kepada Allah SWT. aku memohon pertolongan).”
2) Keutamaan ilmu Umar ra.
5. Diriwayatkan dari az-Zuhri dia berkata, Aku diberitahukan oleh Hamzah dari bapaknya bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Ketika aku tidur maka aku bermimpi meminum -yaitu susu- hingga aku melihat bekas-bekas susu tersebut melekat pada kuku-kukuku kemudian aku berikan kepada Umar.” Mereka bertanya, “Apa takwilnya wahai Rasulullah saw.?” Maka Rasulullah saw. menjawab, “Ilmu.”
3) Luasnya penyebaran Islam pada masa Umar ra.
6. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
“Aku bermimpi sedang mengulurkan timba ke dalam sebuah sumur yang ditarik dengan penggerek, maka datanglah Abu Bakar mengambil air dari sumur tersebut satu atau dua timba dan terlihat dia begitu lemah menarik timba tersebut -semoga Allah SWT. mengampuninya-. Setelah itu datanglah Umar bin al-Khaththab ra.mengambil air sebanyak-banyaknya, aku tidak pernah melihat seseorang pemimpin abqari yang begitu gesit hingga seluruh manusia dapat minum sepuasnya dan memberikan minum unta-unta mereka.”
4) Kemuliaan dan kekuatan kaum muslimin dengan keislaman Umar ra.
7. Abdullah bin Mas’ud berkata, “Kami menjadi kuat sejak Umar ra. masuk Islam.”
5) Kedekatan Umar ra. dengan Rasulullah saw. sehingga ia selalu mengiringi Rasulullah saw.
8. Diriwayatkan dari Ibnu Abi Mulaikah dia pernah mendengar Abdullah bin Abbas berkata, “Umar ra. ditidurkan di atas kasurnya, sementara manusia berada di sekelilingnya mendoakan dirinya sebelum diangkat -ketika itu aku hadir di antara mereka- aku terkejut ketika seseorang memegang kedua pundakku dan ternyata ia adalah Ali bin Abi Thalib.
Ali mengucapkan doa untuk Umar ra. semoga dirahmati Allah SWT., kemudian Ali berkata, “Engkau tidak pernah meninggalkan seorang yang dapat menyamai dirimu dan karya yang engkau hasilkan. Aku berharap dapat menjadi seperti dirimu ketika akan menghadap Allah SWT.. Demi Allah aku merasa yakin bahwa Allah akan mengumpulkanmu dengan kedua sahabatmu (Rasulullah saw. dan Abu Bakar ra., pent.).
Aku banyak mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Aku berangkat bersama Abu Bakar ra. dan Umar ra., aku masuk bersama Abu Bakar ra. dan Umar ra., aku keluar bersama Abu Bakar ra. dan Umar ra..”
9. Diriwayatkan dari Miswar bin Makhramah dia berkata, “Ketika Umar ra. ditikam, ia mengerang kesakitan, maka Abdullah bin Abbas berkata sambil menghiburnya, ‘Wahai Amirul mukminin, bukankah engkau sahabat Rasulullah saw. yang selalu mengiringinya, dan engkau telah berbuat baik dalam persahabatan dengannya. Kemudian engkau berpisah dengannya dalam keadaan ia rela terhadapmu.
Setelah itu engkau menjadi sahabat setia Abu Bakar ra. hingga engkau berpisah dengannya dalam keadaan ia rela terhadapmu. Kemudian engkau bergaul dengan sahabat-sahabat mereka dengan baik, maka jika engkau meninggalkan mereka, mereka akan rela terhadapmu.’ Umar ra. berkata, ‘Adapun apa yang telah engkau sebutkan mengenai persahabatanku dengan Rasulullah saw. dan ridhanya terhadap diriku, itu merupakan karunia Allah SWT. terhadapku, dan apa yang telah engkau sebutkan mengenai persahabatanku dengan Abu Bakar as-Shiddiq ra. dan keridhaannya terhadapku itupun merupakan karunia Allah SWT. -Yang Mahamulia- terhadapku.
Sementara yang engkau lihat tentang kekhawatiranku, itu seluruhnya disebabkan tang-gung jawabku terhadapmu dan para sahabatmu. Demi Allah andai saja aku memiliki emas sepenuh dunia pasti akan aku tebus diriku dengannya dari adzab Allah SWT. sebelum aku melihat adzab itu datang.”
10. Diriwayatkan dari Abdullah bin Hisyam dia berkata: “Kami bersama Rasulullah saw., ketika itu ia sedang menarik tangan Umar bin alKhaththab.”
6) Kesungguhan Umar ra. dan kebaikannya dalam masalah harta
11. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. dia berkata, “Aku tidak pernah melihat seorangpun setelah Rasulullah saw. begitu bersungguh-sungguh dan paling baik dalam menggunakan hartanya hingga wafat selain Umar bin alKhaththab.”
7) Umar ra. adalah seorang sahabat yang mendapat ilham
12. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw., bersabda, “Sesungguhya di antara orang-orang sebelum kalian terdapat sejumlah manusia yang mendapat ilham. Apabila salah seorang umatku mendapatkannya maka Umarlah orangnya.” Zakaria bin Abi Zaidah menambahkah dari Sa’ad dari Abi Salamah dari Abu Hurairah dia berkata, bersabda Rasululullah : “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari Bani lsrail ada yang diberikan ilham walaupun mereka bukan Nabi, jika salah seorang dari umatku mendapatkannya maka Umarlah orangnya.”
8) Kuatnya agama dan iman Umar ra.
13. Diriwayatkan dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullullah bersabda, “Ketika seseorang sedang mengembala karnbingnya maka tiba-tiba datang serigala menerkam seekor kambingnya. Pengembala tersebut mengejarnya hingga berhasil mengambil kembali kambing tersebut darinya. Tiba-tiba serigala tersebut menoleh kepadanya dan berkata, “Siapa kelak yang dapat menjaganya ketika tidak ada pengembala selain diriku?” Manusia berkata, “Subhanallah!” Nabi bersabda, “Maka sesungguhnya aku beriman dengan kejadian ini, demikian pula Abu Bakar ra. dan Umar ra..” Padahal ketika itu keduanya tidak berada di tempat tersebut.
14. Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Ketika tidur aku melihat dalam mimpi seluruh manusia diperlihatkan padaku dan masing-masing mereka mengenakan baju-baju, ada yang mengenakan bajn hingga ke dadanya, ada yang mengenakannya di bawah dada, maka diperlihatkan padaku Umar sementara dia mengenakan pakaian panjang yang diseretseretnya. Mereka bertanya, “Apa takwil mimpi itu wahai Rasulullah saw.?” Rasulullah saw. menjawab, “Agamanya.” (yakni kedudukannya dalam agama, pent.).
9) Wibawa Umar ra. dan setan yang berusaha menghindari jalan yang ditempuhnya
15. Diriwayatkan dari Muhammad bin Sa’ad bin Abi Waqqash dari ayahnya ia berkata, “Umar bin al-Khaththab ra. memohon agar diizinkan masuk ke rumah Rasulullah saw. ketika itu ada beberapa orang wanita dari Quraisy sedang berbincang-bincang dengan Rasulullah saw. dan mereka berbicara dengan nada suara yang keras melebihi suara Rasululullah. Ketika Umar ra. Masuk mereka segera berdiri dan menurunkan hijab. Setelah diberi izin Umar ra. Masuk ke rumah Rasulullah saw. sementara Rasulullah saw. tertawa. Umar ra. bertanya, “Apa yang membuat anda tertawa wahai Rasulullah saw.?” Rasulullah saw. menjawab:
“Aku heran terhadap wanita-wanita yang berada di sisiku ini, ketika mereka mendengar suaramu, segera mereka berdiri menarik hijab.” Umar ra. berkata, “Sebenarnya engkau yang lebih layak mereka segani Wahai Rasulullah saw..” Kemudian Umar ra. berbicara kepada mereka, “Wahai para wanita yang menjadi musuh bagi nafsunya sendiri, bagaimana kalian segan terhadap diriku dan tidak segan terhadap Rasulullah saw.?” Mereka menjawab, “Ya, sebab engkau lebih keras dan lebih kasar daripada Rasulullah saw..” Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Ibnul al-Khaththab, demi Allah SWT. yang jiwaku berada dalam genggaman tanganNya, sesungguhnya tidaklah setan menemuimu sedang berjalan di suatu jalan kecuali dia akan mencari jalan lain yang tidak kau lalui.”
16. Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar.”
17. Rasulullah saw. bersabda, ” Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar ra. dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar.”
Sumber: Kitab Al-Bidayah Wa An-Nihayah, Ibnu Kathir
Read More

Kisah kesyahidan Umar Al-Khattab di waktu Subuh

umar al khattab



Riwayat AI-Bukhari tentang peristiwa terbunuhnya Umar Al-Khattab RA

Al-Bukhari berkata, “Kami diberitahukan oleh Musa bin Ismail, dia berkata, kami diberitahukan oleh Abu ‘Awanah dari Husain dan Amru bin Maimun, dia berkata, aku pernah melihat Umar bin al-Khaththab ra.beberapa hari sebelum dirinya terbunuh, di Madinah sedang berbicara kepada Hudzaifah bin al-Yaman dan Utsman bin Hunaif, ia berkata, ‘Apa yang telah kalian perbuat? Apakah kalian takut telah membebani pajak bumi yang memberatkan dan tidak sanggup dibayar pemiliknya?’

Keduanya menjawab, ‘Kami membebani pajak bumi dengan sepantasnya, tidak terlalu banyak.’ Umar ra. berkata, ‘Hendaklah kalian berdua meninjau ulang, jangan-jangan kalian telah membebani pajak bumi yang tidak sanggup dipikul oleh para pemiliknya.’ Keduanya berkata, ‘Tidak.’ Umar ra. melanjutkan, ‘Jika Allah SWT. masih memberikan kepadaku umur yang panjang, maka akan aku tinggalkan para janda-janda di Irak dalam keadaan tidak lagi membutuhkan para pria setelah aku wafat’.”

Empat hari setelah itu beliau terbunuh. Amru bin Maimun berkata, “Pada pagi terbunuhnya Umar ra. aku berdiri dekat sekali dengan Umar ra.. Penghalang antara aku dan beliau hanyalah Abdullah bin Abbas. Kebiasaannya jika beliau berjalan di sela-sela shaf beliau selalu berkata, ‘Luruskan.’ Setelah melihat barisan telah rapat dan lurus beliau maju dan mulai bertakbir. Pada waktu itu mungkin beliau sedang membaca surat Yusuf atau an-Nahl ataupun surat yang lainnya pada rakaat pertama hingga seluruh jama’ah hadir berkumpul. Ketika beliau bertakbir tiba-tiba aku mendengar beliau menjerit, ‘Aku dimakan anjing (aku ditikam).’

Ternyata beliau ditikam oleh seorang budak, kemudian budak kafir itu lari dengan membawa pisau belati bermata dua. Setiap kali melewati orang-orang dia menikamkan belatiya ke kanan maupun kiri hingga menikam 13 orang kaum muslimin dan 7 di antara mereka tewas. Ketika salah seorang dari kaum mulimin melihat peristiwa itu ia melemparkan humus (baju ber-penutup kepala) untuk menangkapnya.

Ketika budak kafir itu yakin bahwa dia akan tertangkap dia langsung bunuh diri. Umar ra. segera menarik tangan Abdurrahman dan meyuruhnya maju menjadi imam. Siapa saja yang berdiri di belakang Umar ra. pasti akan melihat apa yang aku lihat. Adapun orang-orang yang berada di sudutsudut masjid, mereka tidak tahu apa yang telah terjadi hanya saja mereka tidak lagi mendengar suara Umar ra., di antara mereka ada yang mengatakan, ‘Subhanallah.’

Maka akhirnya Abdurrahman yang menjadi imam shalat mereka dan ia sengaja memendekkan shalat. Selesai orang-orang mengerjakan shalat, Umar ra. berkata, ‘Wahai Ibnu Abbas lihatlah siapa yang telah menikamku.’ Ibnu Abbas pergi sesaat kemudian kembali sambil berkata, ‘Pembunuhmu adalah budak milik al-Mughirah’. Umar ra. bertanya, ‘Budaknya yang lihai bertukang itu?’ Ibnu Abbas menjawab, ‘Ya.’ Umar ra. berkata, ‘Semoga Allah SWT. membinasa-kannya, padahal aku telah menyuruhnya kepada kebaikan, Alhamdulillah yang telah menjadikan sebab kematianku di tangan orang yang tidak ber-agama Islam, engkau dan ayahmu (Abbas) menginginkan agar budak-budak kafir itu banyak tinggal di Madinah’.”

Pada waktu itu Abbas yang paling banyak memiliki budak, Abbas pernah berkata kepada Umar ra., “Jika engku mau budak-budak itu akan kami bunuh.” Umar ra. menjawab, “Engkau salah, bagaimana membunuh mereka setelah mereka mulai berbicara dengan menggunakan bahasa kalian, shalat menghadap ke arah qiblat kalian dan melaksanakan haji sebagaimana kalian melaksanakannya?”

qiblat kalian dan melaksanakan haji sebagaimana kalian melaksanakannya?” Umar ra. segera dibawa ke rumahnya. Kami berangkat bersama-sama mengikutinya. Seolah-olah kaum muslimin tidak pernah mendapat musibah sebelumnya, ada yang berkomentar, “Lukanya tidak parah.” Dan ada juga yang berkata, “Aku khawatir ia akan tewas.” Setelah itu dibawakan kepada-nya minuman nabidz dan ia meminumnya, tetapi minuman tersebut keluar kembali dari perutnya yang ditikam.

Kemudian dibawakan kepadanya susu dan ia meminumnya, namun susu tersebut tetap keluar lagi dari bekas lukanya, maka yakinlah mereka bahwa Umar ra. tidak tertolong lagi dan ia pasti akan tewas, maka kami masuk menjenguknya, sementara orang-orang berdatangan mengucapkan pujian atas dirinya.

Tiba-tiba datang seorang pemuda dan berkata, “Bergembiralah wahai Amirul Mukminin dengan berita gembira dari Allah SWT. untukmu, engkau adalah sahabat Rasulullah saw., pendahulu Islam, engkau menjabat pemimpin dan engkau berlaku adil, kemudian engkau diberikan Allah SWT. syahadah (mati Syahid).” Umar ra. menjawab, ‘Aku ber-harap seluruh perkara yang engkau sebutkan tadi cukup untukku, tidak lebih ataupun kurang.” Tatkala pemuda itu berbalik ternyata pakaiannya terjulur hingga menyentuh lantai.

Umar ra. memanggilnya dan berkata, “Wahai saudaraku, angkatlah pakaianmu sesungguhnya hal itu akan lebih bersih bagi pakaianmu dan lebih menaikkan ketaqwaanmu kepada Rabbmu. Wahai Abdullah bin Umar ra. lihatlah berapa hutangku.” Mereka hitung dan ternyata jumlahnya lebih kurang sebanyak 86.000. Umar ra. berkata, “Jika harta keluarga Umar ra. cukup untuk melunasinya maka bayarlah dari harta mereka, jika belum juga lunas minta-lah kepada Bani Adi bin Ka’ab dan jika ternyata belum juga cukup maka mintalah pada kaum Quraisy dan jangan minta kepada selain mereka.

Maka tunaikan hutang-hutangku, berangkatlah engkau sekarang ke rumah Aisyah -ummul mukminin- dan katakan, “Umar ra. menyampaikan salam kepadanya dan jangan kau katakan salam dari Amirul mukminin, sebab sejak hari ini aku tidak lagi menjadi Amirul mukminin, katakan kepadanya bahwa Umar bin al-Khaththab ra.minta izin agar dapat dimakamkan di samping dua sahabatnya.

Maka Abdullah bin Umar ra. segera mengucapkan salam dan minta izin masuk kepada ‘Aisyah ra., dan ternyata ia sedang duduk menangis. Abdullah bin Umar ra. berkata, “Umar bin al-Khaththab ra.mengucapkan salam untukmu dan ia minta izin agar dapat dimakamkan di sisi kedua sahabatnya.” Aisyah menjawab, “Sebenarnya aku menginginkan agar tempat tersebut menjadi tempatku kelak jika mati, namun hari ini aku harus mengalah untuk Umar ra..”

Ketika Abdullah bin Umar ra. kembali, maka ada yang mengatakan, Lihatlah Abdullah bin Umar ra. telah datang. Umar ra. berkata, “Angkatlah aku.” Salah seorang menyandarkan Umar ra. ke tubuh anaknya Abdullah bin Umar ra..

Umar ra. bertanya kepadanya, “Apa berita yang engkau bawa?” Dia menjawab, “Sebagaimana yang engkau inginkan wahai Amirul mukminin, Aisyah telah mengizinkan dirimu.” (dimakamkan di sisi dua sahabatmu, pent.) Maka Umar ra. berkata, “Alhamdulillah, tidak ada yang lebih penting bagiku selain dari itu, jika aku wafat maka bawalah jenazahku ke sana dan katakan, ‘Umar bin al-Khaththab ra.minta izin untuk dapat masuk, jika ia memberikan izin maka bawalah aku masuk, tetapi jika ia menolak, maka bawalah jenazahku ke pemakaman kaum muslimin.”

Tiba-tiba datanglah Hafshah beserta rombongan wanita, ketika kami melihat ia masuk maka kami segera berdiri menghindar, Hafshah duduk di sisinya dan menangis beberapa saat, tak berapa lama datang rombongan lelaki minta izin untuk dapat menjenguk Umar ra., maka segera Hafshah masuk ke dalam sambil mem-persilahkan rombongan lelaki menjenguk Umar ra.. Sementara kami masih mendengar isak tangisnya dari dalam.

Orang-orang berkata, “Berilah wasiat wahai amirul mukminin, pilihlah penggantimu!” Umar ra. berkata, “Aku tidak mendapati ada orang yang lebih berhak untuk memegang urusan ini (menjadi khalifah) selain dari enam orang yang Rasulullah saw. rela atas mereka ketika wafatnya.” Umar ra. menye-butkan nama mereka, Ali, Utsman ra., az-Zubair, Thalhah, Sa’ad dan Abdurrahman. Beliau berkata, “Yang menjadi saksi kalian adalah Abdullah bin Umar ra., dan ia tidak berhak dipilih.

Jika kelak yang terpilih Sa’ad maka dia berhak untuk itu, jika tidak maka hendaklah kalian memintanya agar menunjuk siapa yang berhak di antara kalian, sebab aku tidak pernah mencopotnya disebabkan dia berkhianat ataupun kelemahannya. Aku wasiatkan kepada Khalifah setelahku agar memperhatikan kaum Muhajirin yang terdahulu keislamannya, hendaklah dijaga dan diperhatikan hak-hak maupun kehormatan mereka. Aku juga wasiatkan kepada penggantiku kelak agar memperhatikan kaum Anshar sebaik mungkin.

Merekalah orang-orang yang telah menyiapkan kampung halaman beserta rumah mereka untuk menampung kaum Muhajirin dan orang-orang yang beriman. Hendaklah kebaikan mereka dihormati dan diterima dengan baik, dan kejelekan mereka hendaklah dimaafkan. Aku wasiatkan kepada pengantiku untuk memperhatikan seluruh penduduk kota sebab mereka adalah para penjaga Islam, pemasok harta dan pagar pelindung terhadap musuh. Janganlah diambil dari mereka kecuali kelebihan dari harta mereka dengan kerelaan hati mereka.

Aku wasiatkan juga kepada penggantiku kelak agar memperhatikan dengan baik orangorang Arab pedalaman, sebab mereka adalah asalnya bangsa Arab dan personil Islam. Hendaklah dipungut dari mereka zakat binatang ternak mereka dan disalurkan kepada orang-orang yang miskin dari mereka. Aku wasiatkan juga kepada penggantiku kelak agar menjaga seluruh ahli dzimmah. Hendaklah perjanjian maupun kesepakatan dengan mereka tetap dipelihara. Dan yang diperangi itu hendaklah orang-orang kafir selain mereka (selain ahli dzimmah). Janganlah mereka dibebani dengan hal yang tidak dapat mereka pikul.”

Ketika Umar ra. wafat maka kami keluar membawa jenazahnya menuju rumah ‘Aisyah ra., Abdullah bin Umar ra. mengucapkan salam sambil berkata, “Umar ra. bin al-Khaththab ra.minta izin agar dapat masuk.” ‘Aisyah ra. menjawab, Bawalah ia masuk.” Maka jenazah Umar ra. dibawa masuk dan dikebumikan di tempat itu bersama kedua sahabatnya.

Sumber: Kitab Fadhail Sahabah, Bab Qissatul Bai’ah, (7/59 dari Fathul Bari)

Read More

Ibn Sina (Avicenna)

Pengenalan

Nama sebenar beliau ialah Abu Ali al-Husin bin Abdullah bin Sina.Beliau lebih dikenali sebagai Ibn Sina.Di barat,beliau dikenali sebagai Avicenna.Seorang ahli falsafah dan ahli perubatan Islam yang terkenal di seluruh dunia sejak akhir abad ke 10 Masihi hingga ke hari ini.


Beliau anak kepada Abdullah bin Sina seorang pegawai kerajaan berketurunan Parsi.Dilahirkan di sebuah pekan kecil Asfahan,dalam daerah Bukhara,pada tahun 980 Masihi.Tidak beberapa lama selepas beliau dilahirkan ,bapanya dipindahkan ke kota Bukhara.Disanalah beliau dibesarkan dan dididik mengikut tradisi Islam.

Avicenna-Bapa Perubatan Moden


Aktiviti Hidupnya

Ketika berumur 6 tahun,beliau dihantar ke sebuah madrasah di kota Bukhara.Di sana beliau diajar menghafaz al-Quran.menulis dan membaca.Beliau dikatakan selesai menghafaz keseluruhan al-Quran ketika umurnya mencapai 10 tahun.Anda tentu dapat membayangkan tentang kecerdikannya dan kepintarannya kerana kepintaran yang luar biasa yang dikurniakan Allah kepadanya.Beliau dapat memahami semua pelajaran yang diajar oleh guru kepadanya.Dari situ timbullah minatnya yang mendalam ilmu pengetahuan.

Pada peringkat awal,beliau berminat dalam ilmu bahasa dan kesusasteraan.Beliau mendalami ilmu bahasa Arab dan Parsi dan menguasai kedua-duanya dengan baik.Selepas itu beliau berminat dalam ilmu perundangan.Beliau mendalami ilmu Feqah daripada seorang ulama terkenal zamannya iaitu al-'Alamah Ismail az-Zahid.Selain mendalami ilmu Feqah,beliau juga berminat dalam ilmu -ilmu lain seperti matematik,geometri dan falsafah.Beliau dikatakan dapat menguasai ilmu yang dipelajarinya dengan mudah sehingga mengatasi kepintaran guru-gurunya.Ketika berumur 16 tahun,beliau mula berminat dalam ilmu perubatan.Oleh sebab minatnya yang mendalam ilmu tersebut,beliau dapat menguasainya dalam masa beberapa tahun sahaja.Selepas itu beliau mula membuat kajian dan penyelidikan bagi mengetahui dengan lebih jelas akan punca penyakit yang menyerang manusia.Melihat kejayaan cemerlang yang dicapainya dalam bidang penyelidikan tersebut ,pihak pemerintah (Kerajaan Bani Sama'am) telah memberi berbagai-bagai kemudahan serta galakan kepada beliau.Antaranya ialah memberikan kebebasan menggunakan Kitb Khanah as-Samani.Kitb Khanah tersebut merupkan perpustakaan terbesar zaman itu di Bukhara kerana di dalamnya terdapat puluhan ribu buah buku pelbagai bidang.


Kemudian nama Ibnu Sina mula dikenali ramai orang. Bahkan di negeri jiran pun, beliau menjadi bahan perbualan.Ramai orang dari negeri jiran datang berjumpa beliau untuk berbincang. Berduyun-duyun penduduk dari berbagai negeri datang untuk berguru dan berubat pada beliau. Ibnu Sina tak pernah berhenti belajar demi mengembangkan keilmuannya. Walaupun selalunya dia tertidur kelelahan. Di usia 17 tahun, di tengah usahanya untuk menyembuhkan penyakit baginda Nuh bin Mansur, ia terus mengembangkan ilmunya. Sebagai penghargaan raja atas jasanya yang berjaya menyembuhkan raja. Baginda meminta Ibnu Sina menetap di istana, sekurang-kurangnya untuk sementara semasa raja dalam proses penyembuhan. Tapi Ibnu Sina menolaknya dengan halus, sebagai gantinya ia hanya meminta izin untuk mengunjungi sebuah perpustakaan kerajaan yang kuno dan antik. Siapa sangka, dari sanalah ilmunya yang luas ditambah lagi semangat belajarnya yang tinggi. Ia tidak pernah melewatkan waktu sedikitpun untuk bermalas-malasan. Beberapa karyapun telah dilahirkan. Selama 1,5 tahun Ibnu Sina jarang tidur, penuh dengan berbagai ilmu dan analisa. Semangat belajarnya kuat sekali. Ibnu Sina selalu memikirkan ilmu yang sedang dipelajarinya sampai ia memahaminya. Ibnu Sina tidak hanya belajar teori tetapi juga mempraktikkannya. Pengalaman ilmunya terhadap apa yang dipelajari semakin luar biasa.

Ibnu Sina tak pernah berhenti belajar. Ilmunya semakin matang dan mendalam. Pada usia 21 tahun, Ibnu Sina berjaya membuat buku pertamanya, Al-Majmu ‘ketika berada di Khawarazm yang mengandungi berbagai ilmu pengetahuan yang lengkap. Beliau menyelesaikannya berdasarkan semua disiplin ilmu yang dipelajarinya. Ketika terjadi kekacauan di Kerajaan As-Samani, Ibnu Sina mula melakukan pengembaraan. Beliau keluar dari Bukhara menuju Karkang. Dari situ beliau berpindah ke Jarjan dan Khurasan. Namun demikian, pada akhirnya Ibnu Sina meninggalkan kedua-dua negara tersebut menuju ke Dahastan. Setelah itu, Ibnu Sina kembali ke Jarjan dan bertemu dengan Juzjani. Di Jarjan, Ibnu Sina menjadi menteri sebanyak dua kali. Meski demikian, beliau tidak pernah berhenti menulis, mengajar, dan mengarang. Malam hari, beliau mengajar dan pagi hari beliau bertolak ke pejabat Kementerian tempat beliau tugaskan. Buku yang ditulis Ibnu Sina lebih kurang 250 judul, termasuk kitab, esei, dan artikel dalam bidang matematik, mantik, akhlak, fizik, perubatan dan falsafah.

Buku-buku yang pernah dikarang oleh Ibnu Sina, dihimpun dalam buku besar Essai de Bibliographie Avicenna yang ditulis oleh Pater Dominician di Kaherah. Karya-karya beliau semasa hidupnya antara lain:

1. Kitab Al Majmu ‘, tentang ilmu pengetahuan yang lengkap ditulis saat beliau berusia 21 tahun.
2. Kitab Asy-Syifa, (The Books of Recovery / The Books of Remedy), tentang cara-cara rawatan beserta ubatnya (18 jilid). Kitab ini di dunia perubatan menjadi ensiklopedia falsafah perubatan. Dalam bahasa latin kitab ini dikenali dengan nama “Sanatio”.
3. Kitab Al Qanun Fit Thibb (Canon of Medicine). tentang cara rawatan yang sistematik (16 jilid). Memuatkan kenyataan yang tegas bahawa darah mengalir terus-menerus dalam suatu lingkaran dan tidak pernah berhenti. Buku ini sejak zaman Dinasti Han di China telah menjadi rujukan standard karya-karya perubatan cina.

Canon of Medicine
4. Kitab Remedies for the Heart, mengandungi sajak-sajak. Mengandung sajak-sajak perubatan yang menghuraikan tentang 760 jenis penyakit beserta cara pengubatannya.
5. Kitab An Najah, tentang falsafah.
6. Penemuan tentang anatomi tubuh. Ibnu Sina percaya bahawa setiap tubuh manusia terdiri daripada empat unsur iaitu tanah, air, api dan angin. Keempat unsur itu memberi sifat lembap, sejuk, panas, dan kering serta sentiasa bergantung pada unsur lain yang terdapat pada alam ini.
7. Penemuan tentang rawatan psikomosaik. Beliau mengembangkan ilmu diagnosis melalui denyutan jantung (pulse diagnosis) untuk mengetahui secara pasti keseimbangan emosi seseorang dalam beberapa saat.
8. Penemuan di bidang kimia tentang logam. Beliu menerangkan bahawa benda-benda logam sebenarnya berbeza antara satu dengan yang lain secara khusus. Setiap logam membentuk dengan sendirinya dengan pelbagai jenis. Beliau dianggap penerus dari perkembangan ilmu kimia yang telah dirintis oleh Jabir Ibnu Hayyan (Bapa Kimia Muslim Pertama).
9. Penemuan di bidang geografi tentang asal usul lembah.
10. Penemuan tentang peredaran darah. Beliau mendapati bahawa “Darah mengalir terus menerus dalam suatu lingkaran dan tidak pernah berhenti.”
11. Kitab Fi Aqsamil Ulumil Aqliya (On the Division of the Rational Sciences) tentang pembahagian ilmu-ilmu rasional.Kitab An Nayat (Book of Deliverence) buku tentang kebahagiaan jiwa (merupakan sebuah buku psikologi.
12. Kitab Risalah As Siyasah (Book of Politics) tentang politik.
13. Penemuan di bidang bahan perubatan.
14. Penemuan dalam bidang psikoterapi.
15. Kitab Al Musiqa, tentang muzik.
16. Kitab Al Mantiq, tentang logik. Buku ini dipersembahkan untuk Abu Hasan Sahil.
17. Kitab Uyun Al Hikmah (10 jilid) tentang falsafah. Ensiklopedio Britanica menyebutkan bahawa kemungkinan besar buku ini telah hilang.
18. Kitab Al Hikmah El Masyriqiyyin, tentang falsafah timur.
19. Kitab Al Insyaf tentang keadilan sejati.
20. Kitab Al Isyarat Wat Tanbihat, tentang prinsip ketuhanan dan sembahyang.
21. Kitab Al Isaguji (The Isagoge), tentang logik
22. Kitab Fi Ad Din (Liber de Mineralibus) tentang mineral.
23. Kitab Al Qasidah Al Aniyyah, tentang prosa.
24. Kitab Sadidiya, tentang perubatan.
25. Kitab Risalah At Thayr, tentang karangan roman.
26. Kitab Danesh Nameh, tentang falsafah.
27. Kitb Mujir. Kabir Wa Saghir, tentang dasar-dasar ilmu logik secara lengkap.
28. Salama wa Absal, Hayy ibn Yaqzan, al-Ghurfatul Gharabiyyah (Pengasingan di Barat) dan Risalatul Thayr (Risalah Burung).

Kejayaannya

Hasil kajian dan penyelidikan yang dibuatnya dalam beberapa tahun,beliau dapat mengetahui dengan jelas sistem peredaran darah di dalam tubuh manusia serta beberapa jenis penyakit dan punca dan cara mengubatinya.Antara jenis penyakit yang ditemuinya ialah barah,bengkak otak,kudis dalam perut,tibi dan beberapa jenis penyakit kulit.Ada penyakit yang berpunca dari kerosakan sel.Cara rawatannya ada yang perlu kepada pembedahan ,ada perlu kepada suntikan dan hanya yang boleh disembuhkan melalui ubat-ubat yang dimakan.Beliau dikatakan orang yang pertama menggunakan kaedah suntikan menggunakan jarum dan membuat pembedahan.

Karya Ibnu Sina Berupa Kitab Al Qanun Fit Thibb (Canon of Medicine) telah digunakan sebagai buku teks perubatan di pelbagai universiti di Perancis. Misalnya di Sekolah Tinggi Perubatan Montpellier dan Louvin yang telah menggunakannya sebagai bahan rujukan pada abad ke-17 M. Sementara itu, Prof. Phillip K. Hitti telah menganggap buku tersebut sebagai “Ensiklopedia Perubatan”. Buku ini telah membincangkan serta membahas tentang penyakit saraf. Arahan tersebut juga membahas cara-cara pembedahan yang menekankan tentang keperluan pembersihan luka. Bahkan di dalam buku-buku tersebut juga dinyatakan keterangan dengan lebih jelas disamping gambar-gambar dan sketsa-sketsa yang sekaligus menunjukkan pengetahuan anatomi Ibnu Sina yang luas.

Karyanya yang termasyhur dalam falsafah ialah as-Syifa'.Kebanyakan kitab karangan beliau telah diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa Eropah dan bahasa latin untuk dijadiakn rujukan di pusat-pusat pengajian tinggi di seluruh dunia.

Penulis-penulis barat telah menganggap Ibnu Sina sebagai “Bapa Perubatan” kerana beliau telah menggabungkan teori perubatan Yunani Hipocrates dan Galen dan pengalaman dari ahli-ahli perubatan dari India dan Parsi serta pengalaman beliau sendiri. Ibnu Sina meninggal pada tahun 1073, semasa kembali ke kota yang disukainya Hamadhan. Walau beliau sudah meninggal, namun berbagai ilmunya sangat berguna dan digunakan untuk penyembuhan berbagai penyakit yang kini diderita umat manusia.

Kesimpulannya


Beliau sudah tiada, tapi akan selalu menemani kita. Sekarang, kita harus meneruskan setiap karyanya. Jangan sampai kita hanya boleh bernostalgia dengan membaca sejarah beliau. Ikrarkan dalam hati bahawa “Kita boleh seperti beliau, beliau boleh begitu juga kita”. Jangan kita hanya kagum sahaja tapi kita tidak mahu menggali ilmu yang beliau tinggalkan. Sebab ilmu yang beliau tinggalkan tidak kita pergunakan dan kembangkan dengan baik. Malah, orang barat yang mengembangkannya. Sudah masanya kita bangkit dan kita capai kegemilangan islam dengan ilmu pengetahuan serta iman dan taqwa.
Read More

Al-Imam al-Syahid Hassan al-Banna

Al-Imam al-Syahid Hassan al-Banna

Al-Imam al-Syahid al-Banna dilahirkan pada Oktober 1906 di desa al-Mahmudiya yang terletak di daerah al-Bahriyyah ,Iskandariah ,Mesir. Beliau berasal daripada sebuah keluarga ulama yang dihormati dan terkenal kerana begitu kuat mentaati ajaran dan nilai-nilai Islam.Mujahid Islam ini dibesarkan dalam suasana keluarga yang merendah diri dan hidup yang serba sederhana.

Hassan al-Banna merupakan anak sulung daripada lima beradik. Ayahnya Syeikh Ahmad Ibn Abdul Rahman al-Banna ialah seorang ulama' ,imam ,guru dan pengarang beberapa kitab hadis dan fiqah perundangan Islam yang berkelulusan Universiti al-Azhar ,Mesir.Beliau lebih dikenali sebagai seorang yang bersopan santun ,pemurah ,merendah diri dan tingkah laku yang menarik . Namun beliau hanya bekerja sebagai tukang jam di desa al-Mahmudiya untuk menyara keluarganya .Masa yang selebihnya digunakan untuk mengkaji ,menyelidik dan mengajar ilmu-ilmu agama seperti tafsir al-Quran dan hadis kepada penduduk tempatan.Sebagai seorang ulama' ,Syeikh Ahmad Ibn Abdul Rahman al-Banna mempunyai perpustakaan yang agak besar di rumahnya.Beliau menghabiskan sebahagian masanya mempelajari sunnah Rasulullah dan membincangkannya dengan rakan-rakan di kedai dan rumah.Hassan al-Banna juga sering menghadiri dan mengambil bahagian dalam perbincangan tersebut .Pertemuan ini memberikan kesan yang mendalam kepada pemikiran ,wawasan dan yang paling penting perwatakannya.Ketokohan ,keilmuan dan keperibadian Syeikh Ahmad al-Banna diwarisi oleh Hassan al-Banna.

Kepimpinan Hassan al-Banna

Sifat kepimpinan Hassan al-Banna terselah sejak beliau masih di sekolah rendah .Beliau menjadi pemimpin Badan Latihan Akhlak dan Jemaah al-Suluka al-Akhlaqi yang dikelolakan oleh gurunya di sekolah .Pada peringkat ini beliau telah menghadiri majlis-majlis zikir yang diadakan oleh sebuah penubuhan sufi,al-Ikhwan al-Hasafiyah.Melalui penubuhan ini beliau berkenalan dengan Ahmad al-Sakri yang kemudiannya memainkan peranan yang penting dalam penubuhan Ikhwanul Muslimin.Keluarga Hassan al-Banna begitu tegas dalam mendidik anak-anak berdasarkan ajaran Islam.Hal ini menyebabkan beliau telah menghafaz al-Quran dalam usia yang begitu muda dan memasuki Pusat Latihan Perguruan.Selepas tiga tahun di sana ,beliau mendapat tempat pertama dalam peperiksaan akhir.Beliau telah memasuki Darul Ulum di Kaherah pada awal usia 16 tahun kerana kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan yang luas.Semasa di Kaherah,Hassan al-Banna terdadah dengan pergolakan parti politik dan aliran-aliran menentang Islam yang dicetuskan oleh gerakan Kamal Atartuk .Parti-parti politik ,kumpualan-kumpulan sasterawan dan pertubuhan-pertubuhan sosial sekualar kebanyakkannya melemahkan pengaruh Islam.Beliau kemudiannya menganggotai Pertubuhan Jamait al-Makram al-Akhlaq yang giat mengadakan ceramah-ceramah Islam.Melalui pertubuhan ini, Hassan al-Banna dan rakan-rakannya menjalankan dakwah ke serata pelosok tempat ,di kedai-kedai kopi dan tempat perhimpunan orang ramai.Pada peringkat inilah beliau bertemu dan mengadakan hubungan dengan tokoh-tokoh Islam yang terkenal seperti Muhibbudin al-Khatib,Muhammad Rashid Reda,Farid Wajdi dan lain-lain.

Menubuhkan Ikhwanul Muslimin

Pada Mac 1928 ,dalam usia 23 tahun,Hassan al-Banna beserta adik dan lima orang sahabatnya berkumpul di rumahnya dan bersumpah untuk hidup dan mati kerana Islam.Di rumah itu Jemaah Ikwan Muslimin telah ditubuhkan .Pada ketika itu beliau baru mendapat ijazah dari Darul 'Ulum serta berkhidmat sebagai guru bahasa Arab di salah sebauh sekolah di bandar Ismailiyah.
Setelah berkhidmat selama 19 tahun dalam bidang perguruan ,beliau meletakkan jawatan pada tahun 1946 untuk menyusun kegiatan dakwah yang berkesan dalam masyarakat bandar.Pengalaman ahli jemaah yang dikumpulkan sekian lama menjadikan Ikhwanul Muslimin sebuah gerakan yang berpengaruh.

Pengharaman Ikhwanul Muslimin dan Pembunuhan Hassan al-Banna

Pengaruh Ikhwanul Muslimin yang kuat amat dikhuatiri oleh Kerajaan Mesir di bawah Noqrashi Pasha daripada Parti al-Safdi. Pada 8 November 1948,beliau telah mengharamkan Ikhwanul Muslimin atas tuduhan merancang satu pemberontakan untuk menjatuhkan kerajaan.Sumbangan Ikhwanul Muslimin menghantar beribu-ribu orang pejuang menghadapi Israel seolah-olah dinafikan.Kesamua cawangannya yang berjumlah lebih 3000 diarahkan supaya dibubarkan.Dengan alasan untuk mengendurkan ketegangan antara Ikhwanul Muslimin dan kerajaan,pihak kerajaan menjemput Hassan al-Banna untuk berunding bertemapat di Pejabat Jam'iyyah al-Syubban al-Muslimin.Sebenarnya jemputan itu hanyalah sebagai helah untuk membunuh beliau.
Pada 12 Februari 1949 jam 5 petang,Hassan al-Banna bersama iparnya Abdul Karim Mansur,seorang peguam ,suami kepada adik perempuannya berada di pejabat tersebut.Mereka menunggu Menteri Zaki Ali Basya yang dikatakan mewakili kerajaan untuk berunding ,tetapi malangnya Menteri Zaki Ali Basya tidak kunjung tiba.Akhirnya setelah selesai menunaikan solat Isyak mereka memanggil teksi untuk pulang.Ketika baru sahaja menaiki teksi yang dipanggil,dua orang yang tidak dikenali menerpa ke arah teksi dan salah seorang daripada mereka terus melepaskan tembakan pistol.Mereka berdua terkena tembakan itu .Iparnya itu tidak dapat bergerak akibat terkena tembakan tersebut.Walaupun terkena tujuh tembakan, Hassan al-Banna masih mampu berjalan masuk semula ke pejabat Jam'iyyah al-Syubban al-Muslimin memanggil ambulans untuk membawa mereka ke hospital.
Setibanya di Hospital Qasral 'Aini ,mereka dikawal rapi oleh Jeneral Muhammad al-Jazzar dan tidak membenarkan sebarang rawatan diberikan kepada Hassan al-Banna .Pada pukul 12.50 tengah malam,Hassan al-Banna menghembuskan nafas yang terakhir akibat tumpahan darah yang banyak.
Peristiwa itu berlaku pada tanggal 12 Februari 1949 dan ia meninggalkan sejarah hitam serta pilu bagi masyarakat Islam khususnya pejuang-pejuang agama.Pada tarikh itulah dunia Islam kehilangan seorang ulama dan mujahid yang menjadi pelopor dalam mengembalikan kegemilangan Islam ke kemuncaknya.Pemergiannya yang tidak diduga merupakan suatu pembunuhan kejam hasil konspirasi musuh-musuh Islam yang berselindung di sebalik Raja Farouk ,pemerintah Mesir pada ketika itu.
Read More

IMAM AL GHAZALI



1.Biografi Imam al-Ghazali I

Pada Biografi Imam al-Ghazali I diceritakan serba sedikit tentang latar belakang beliau,keistimewaannya seperti memiliki daya ingatan yang kuat.Selain itu,di entri ini juga memaparkan tentang serba sedikit perjalanan Imam Al-Ghazali mencari ilmu di merata tempat .

2.Biografi Imam al-Ghazali II
Pada entri kali ini pula mengisahkan tentang kerjaya ilmiahnya dengan menjadi profesor di Nizamiyyah serta kemasyhuran beliau sehingga beliau digelar sebagai Hujjatul Islam.

Entri kali ini pula mengisahkan perjalan hidup beliau dengan mengisinya dengan amalan 'uzlah iaitu penyucian jiwa yang dilakukan oleh para sufi serta mengarang beberapa kitab besar seperti Ihya' 'Ulumuddin dan beberapa kitab besar lain yang mengikut bidang seperti bidang teologi iaitu Al-Munqidh min adh-Dhalal,bidang tasawuf iaitu 'Ihya' 'Ulumuddin, bidang fisalat iaitu Maqasid al-Falasifah,bidang fiqh iaitu kitab al-Mushtasfa min 'Ilm al-Ushul dan bidang logikal iaitu kitab al-Qistas al-Mustaqim.Di sini juga terdapatnya peristiwa kewafatan beliau .
Read More

BIOGRAFI IMAM GHAZALI III

2)Uzlah

Selepas melawat makam Nabi Ibrahim a.s di Hebron ,beliau melaksanakan haji di Mekah dan pergi pula ke Madinah.Ini diikuti dengan amalam ber'uzlah ke tempat-tempat yang mulia dan masjid-masjid serta mengembara di padang pasir.Selepas daripada 11 tahun berada dalam pengembaraan,beliau kembali ke kota kelahirannya Tus pada tahun 499 H /1055 M.Mengenai pelbagai pengalamannya selepas beliau meninggalkan kota Baghdad ,tiada apa yang diberitahunya kepada kita.Apa yang diberitahu hanyalah bagaimana terjadinya pelbagai perkara yang tidak boleh dihuraikan yang berlaku kepadanya dalam bentuk ilham sewaktu beliau berada di dalam 'uzlahnya.Segala pengalaman ini menjadi sebagai natijah kepadanya apabila beliau menerima autoriti Nabi s.a.w dan tunduk sepenuhnya kepada segala kebenaran yang diwahyukan dalam al Quran.
Antara tanda-tanda awal perubahannya ialah beliau memberi pembelaan terhadap akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah (yang sememangnya dahulu beliau memberi pembelaan terhadapnya ,tetapi kemudiannya pembelaan itu diberikan selepas berlakunya sesuatu yang boleh disebut sebagai pengesahan secara kerohanian mengenai segala kebenaran itu) melalui penulisannya berjudul Ar-Risalah al-Qudsiyyahyang digubah sewaktu beliau berada dalam 'uzlahnya di Jerusalem.
Mungkin sebelum 429H/1099M,kerana pada bulan Syaaban pada tahun tersebut Jerusalem ditawan oleh tentera Salib.Ianya dimasukkan dalam bab ketiga kitab teragungnya Ihya' 'Ulumuddin ,kitab yang menghuraikan tentang dasar-dasar akidah.
Di dalam kitab tersebut,beliau mencatatkan apa yang dipelajarinya ketika beliau ber'uzlah sambil melakukan pelbagai latihan kerohanian dan menjalankan tafakur yang mendalam.

3)Mengarang Kitab-kitab Besar



Kejayaan Imam Ghazali sebenarnya tidak terlepas daripada peranan ibunya sejak kanak-kanak lagi.Ibunya ialah seorang yang amat mencintai ilmu pengetahuan dan menanamkan rasa cinta kepada ilmu pada anaknya semenjak Imam Ghazali boleh bercakap iaitu dalam usianya dua tahun.Apabila al-Ghazali mencecah usia empat tahun ibunya telah mendidiknya tentang al-Quran dan Hadis sehingga usianya enam tahun ,al-Ghazali telah menghafal al-Quran 30 juzuk dan ribuan Hadis.
Bakatnya sebagai ilmuwan dan ulama semakin terselah apabila bondanya mengarahkan al-Ghazali berangkat ke Baghdad.Segala bekalan telah disediakan oleh ibunya termasuk pena dan buku-buku.Ibunya amat menginginkan al-Ghazali menjadi anak yang soleh yang mewarisi sifat-sifat Nabi s.a.w.Disebabkan itu,ketika melepaskan anaknya ke Baghdad ,ibunya berpesan:

  • Hiduplah sederhana ,makan sedikit , perbanyakkan berpuasa , kurangkan tidur dan hafallah sebanyak mana hadis , ucapan ulama dan bergaulah dengan orang-orang yang soleh.
  • Janganlah kamu melupakan satu perkara iaitu ikhlaskan hatimu dan berbuat baiklah walaupun kepada orang yang menzalimimu.
  • Cintailah Rasulullah bagar Baginda mencintaimu dan ikutilah jejak langkah dan perjuangannya.
  • Mulakanlah langkahmu dengan Bismillah dan akhiri segala-galanya dengan memuji dan membesarkan Allah s.w.t
Ketika pengembaraan itu,beliau terus mengarang kitab-kitab selain 'Ihya' 'Ulumuddin dan dari semasa ke semasa beliau kembali memberi pelajaran kepada para muridnya.Beliau merasakan bahawa dia mempunyai peranan untuk menyelamatkan agama daripada aliran zindik (kesesatan) dan kekufuran dan beliau mengarang kitab-kitab untuk menegakkan akidah Ahlul Sunnah wal Jamaah sebagaimana yang jelas dalam bahagian akidah dalam 'Ihya' Ulumuddin dan kitab-kitab lain seperti Al-Iqtisad fil I'tiqad .
Beliau juga mengarang kitab tentang kesesatan Batiniyyah dalam kitabnya Faisatul Tafriqah Bainal Islam wa'z-Zaanadiqah.Beliau juga meneruskan pemerhatiannya terhadap hadis-hadis Nabi s.a.w.Apabila beliau kembali ke Tus , beliau meneruskan kehidupan ber'uzlah serta bertafakur yang diamalnya.Pada ketika itu Fakhr al-Mulk anak lelaki Nizam al-Mulk yang memberi lindungan kepadanya yang merupakan wazir kepada Sultan Sanjar menggesa beliau menerima jawatan profesor ilmu akidah di Maktab Maimunah Nizamiyyah di Nishapur yang menyebabkan beliau terpaksa bersetuju dengan perasaan berat hati.
Tetapi beliau tidak lama bertugas di sana dan kembali ke kota kelahirannya , lalu membina madrasah tempat beliau memberi pengajaran mengenai usuluddin dan tasawuf.Kemudiannya ,beliau disuruh pula oleh wazir al-Said mengajar di Nizamiyyah ,Baghdad.Lalu beliau membuat pilihan untuk menetap di Tus.
Di sana beliau hidup dengan aman bersama anak-anak muridnya .Hidupnya penuh dengan pendidikanj dan beribadat kepada Allah sehingga beliau meninggal dunia pada 14 Jamadil Akhir tahun 505H/19 Disember 111M dengan kitab hadis berada di atas dadanya.
Dalam hayatnya ,beliau menyedari bahawa beliau mesti bertanggungjawab untuk menghadapi aliran ilhad atau kekufuran yang sedang muncul pada waktu itu yang bercanggah dengan ajaran Islam berdasarkan al-Quran dan Sunnah sebagaimana yang ada dalam Ahlus Sunnah wal-Jamaah .Kerana itu,beliau memberi pembelaan terhadap akidah Ahlus Sunnah wal-Jamaah dalam teks-teks karangannya.
Imam al-Ghazali lebih dikenali sebagai ulama tasawuf dan akidah.Oleh itu sumbangannya terhadap bidang tasawuf dan ilmu pengetahuan tidak boleh dinafikan .Al-Ghzali merupakan seorang ahli sufi yang digelar Hujjatul Islam.
Cintanya terhadap ilmu pengetahuan begitu mendalam sehingga mendorongnya mengembara dan merantau dari sebuah negeri ke negeri yang lain untuk berguru dengan para ulama' yang hidup pada zamannya.Sewaktu berada di Baghdad ,al-Ghazali telah dilantik sebagai mahaguru (profesor) yangb termasyhur.
Walaupun telah bergelar mahaguru ,beliau masih merasakan kekurangan pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya.Lantaran itu,beliau meninggalkan jawatannya dan beralih ke bidang tasawuf dengan merantau ke Mekah sambil berguru dengan ahli-ahli sufi yang terkenal di sana.
Selain belajar dan mengkaji, al-Ghazali juga banyak menulis.Dianggarkan beliau telah menulis 300 buah buku merangkumi pelbagai ilmu pengetahuan seperti mantik,akhlak,tafsir,ulumul Quran,falsafah dan sebagainya.
Walaubagaimanapun,sebahagian besar hasil tulisannya telah hangus dibakar oleh tentera Monghul yang menyerang kota Baghdad.Di antara kitab beliau yang paling terkenal ialah Ihya' 'Ulumuddin(menghidupkan Ilmu Agama) yang menjadi rujukan utama umat Islam di seluruh dunia.Ketokohan Imam Ghazali tiada bandingannya sama ada pada zaman beliau mahupun selepasnya.Segala hujah-hujahnya tidak mampu dipatahkan oleh sesiapa sahaja yang berhadapan dengan ulama yang berani dan tegas itu.
Berjuta-juta umat Islam merujuk kepada Imam Ghazali sama ada beliau hidup mahupun selepas ketiadaannya ,kesemuanya menunjukkan besarnya pengaruh dan peranan Imam Ghazali dalam kalangan umat Islam dan para pemikir Muslim.Ketokohan Imam Ghazali tidak sahaja mengharum di bumi umat Islam malahan menyeberang sehingga ke Eropah dan Barat.
Kitab-kitabnya tidak sahaja mendorong pemikiran umat ke arah penghayatan semula ajaran Islam yang sebenar ,malahan mendedahkan segala bentuk kepalsuan dan penyelewengan yang dilakukan oleh para ulama sesat mahupun para penguasa yang zalim.
Antara kitab besar yang merupakan hasil karya Imam Ghazali dapat dibahagikan kepada beberapa bidang .Antaranya:

a)Teologi


  • Al-Munqidh min adh-Dhalal
  • Al-Iqtishad fi al-I'tiqad
  • Al-Risalah al-Qudsyyah
  • Al-Arba'in fi Usul ad-Din
  • Mizan al-Amal
  • Ad-Durrah al-Fakhirah fi Kasyf Ulum al-Akhirah

Kitab terkenal Imam al-Ghazali
b)Tasawuf


  • Ihya' 'Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama )yang merupakan karyanya yang terkenal
  • Kimiya as-Sa'adah(Kimia Kebahagiaan)
  • Misykah al-Anwar (The Niche of Lights).
c)Filsafat

  • Maqasid al-Falasifah 
  • Tahafut al-FalasifahBuku ini membahaskan tentang segala kelemahan para falsafah pada masa itu yang kemudiannya ditanggapi oleh Ibn Rusyd dalam buku Tahafut at-Tahafut(The Incoherence of the Incoherence).


d)Fiqh

  • Al-Mushtasfa min 'Ilm al-Ushul
e)Logikal

  • Mi'yar al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge)
  • Al-Qistas al-Mustaqim(The Just Balance)
  • Minhakk al-Nazar fi al-Manthiq(The Touchstone of Proof in Logic)

Kewafatannya


Ibn al-Jawzi meriwatkan dalam kitab At-Thabat Inda al-Mamat kisah yang diperolehinya daripada Ahmad,saudara Imam al-Ghazali bahawa :

Pada hari Isnin (14 Jamadil Akhir ) ketika masuknya waktu Subuh ,saudaraku Abu Hamid mengambil wudhu' lalu solat Subuh.
Kemudian berkata:Bawa kepadaku kain kafanku.
Beliau mengambil kain itu, dicium dan diletakkan pada matanya sambil berkata :Kami mendengar dan taat dengan penuh persediaan untuk hadir ke Hadrat Tuhan ,Raja(Yang Maha Berkuasa).
Kemudian beliau melunjurkan kakinya ,menghadap kiblat dan meninggal dunia sebelum matahari terbit.
Read More

BIOGRAFI IMAM GHAZALI II

Entri kali ini bersambung dari entri yang lepas.Kali ni saya akan menyambung riwayat hidup Imam al Ghazali iaitun semasa kerjaya ilmiah beliau.

Kerjaya Ilmiah

Ilmu pengetahuan Imam al Ghazali mengenai fiqh ,usuluddin dan falsafah smst dikagumi oleh Nizam Al-Mulk sehingga beliau dilantik sebagai professor Usuluddin di Nizamiyyah (diasaskan pada tahun 458-460 H/1065-1067 M) dan di Baghdad pada tahun 484H/1091M).
Pada waktu itu ,beliau berumur 34 tahun.Beliau merupakan kemuliaan tertinggi di alam Islam dan beliau telah diangkat memegang jawatan tersebut sewaktu umurnya masih muda iaitu tiada seorang pun yang memegang jawatan tersebut ketika usia sepertinya.

Beliau berjaya sebagai professor di akademi tersebut.Kuliahnya begitu cemerlang kerana kedalaman ilmu pengetahuan serta huraiannya yang amat jelas dan menarik telah menjadi daya tarkan ramai pelajar malah para pendengar termasuk mereka dalam kalangan para saujana yang terkenal pada zaman itu.
Maka,ramai antara mereka yang mengiktiraf kefasihan ,kedalaman pengetahuan dan kemampuan beliau sebagai pembicara ilmu.Kemudiannya beliau turut diberi gelaran sebagai ahli usuluddin yang teragung dalam tradisi Asha'irah.
Beliau turut diminta memberi nasihat dlam pelbagai perkara tentang keagamaan dan siasah sehingga beliau mempunyai pengaruh yang setanding dengan pengaruh para pegawai negara yang tertinggi.

1) Kemasyhurannya sebagai Hujjatul Islam dan Profesor


Imam Al-Ghazali mencapai kejayaan yang tertinggi sebagai ulama apabila dilihat dari segi keduniaan dan lahiriahnya.Tetapi dari segi batinnya , beliau mula mengalami krisis intelektual dan kerohaniaan yang amat mendalam.Perasaan was-was dan menyoal semua perkara yang mena dahulunya beliau sendiri yang menimbulkannya malah sehingga bersikap kritikal terhadap segala mata pelajaran yang diajarnya sendiri.
Beliau merasakan kekosongan dalam segala huraian yang merupakan suatu tipu helah dalam kalangan para fuqaha'.Sistem huraian dalam kalangan ahli ilmu kalam bukan merupakan suatu keyakinan bagi ilmu dan intelektualnya.beliau menentang huraian mereka yang memberi penekanan yang berlebihan tentang perkara-perkara doktrin (fahaman) kerana semua itu telah membawa agama berada dalam lingkungan sistem ortodok (kolot) dengan pelbagai soal jawab yang mencetek dan meremehkan pemikiran.
Pelbagai perbalahan yang berlaku dalam kalangan para mutakalimun mengenai pelbagai soal jawab tentang pegangan agama yang tiada hubungan antara kehidupan manusia dan agama.Sekali lagi beliau memfokuskan dirinya kepada penelitian tentang falsafah dengan bersungguh-sungguh malah menyeluruh sehingga beliau mendapati bahawa pegangan dan keyakinan tidak boleh dibina di atas pemikiran semata-mata.Akal ada peranannya pada tahap-tahap tertentu,tetapi akhirnya Kebenaran Yang Terakhir sememangnya tidak boleh dicapai dengan akal fikiran.Dengan menyedari tentang segala batasan pemikiran antara hubungan dengan teologi,beliau menjadi ragu-ragu akan ilmu dan pegangannya lalu beliau merasa jiwa dan hatinya tidak tenang .Beliau merasakan dirinya berada dalam kedudukan yang tidak selesa.
Akhirnya beliau memperoleh kesedaran bahawa jalan yang sebenarnya ialah jalan tasawuf yang membawa manusia kepada kebenaran yang sebenar melalui pengalaman rohaniah yang sohih.
Beliau telah mempelajari ilmu tasawuf secara teori bahkan turut melakukan pelbagai amalan tasawuf tetapi beliau masih merasakan dirinya tidak cukup mendalaminya lagi.Beliau memikirkan ,jika dirinya menumpukan kepada perjalanan sufi melalui ciri-ciri kezuhudan serta tekun melakukan pelbagai amalan spiritual beserta tafakur yang mendalam , beliau mungkin akan mencapai nur yang sedang dicari-carinya.Tetapi semua itu telah menyebabkan beliau meninggalkan kerjaya ilmiahnya yang cemerlang dan kedudukan keduniaan yang tinggi.Hatinya turut meruntun ingin memperoleh kemasyhuran dan kehebatan diri dalam kehidupan tetapi runtunan untuk mencari kebenaran lebih melonjak kuat dalam dirinya.Beliau merasakan bahawa dirinya memerlukan keyakinan yang mantap pada pegangan dan diperkuatkan lagi dengan pemikirannya tentang kedatangan maut.Beliau berada dalam konflik pemikiran dan perasaan tersebut selama enam bulan bermula dari bulan Rejab 488H/Julai 1095M.
Beliau mengalami kemerosotan kesihatan fizikal malah pemikirannya juga turut terganggu.Selera makan dan penghadamannya hilang hingga menyebabkan suaranya turut hilang.Maka senanglah baginya untuk melepaskan jawatannya sebagai professor lalu beliau meninggalkan kota Baghdad pada bulan Zulkaedah 488H/November 109M.
Secara lahirnya,beliau menunujukkan bahawa beliau ingin menunaikan fardhu haji.Beliau meminta saudaranya,Ahmad menggantikannya memberi pembelajaran kepada orang ramai ketika pemergiannya itu.Sebenarnya beliau menjalankan 'uzlah sebagaimana yang diajar oleh para ulama sufi demi mencapai kedamaian fikiran serta keselamatan untuk rohnya sendiri.Beliau menyedekahkan semua harta miliknya melainkan bahagian-bahagian yang tertentu yang diamanahkan untuk perbelanjaan keluarganya,kemudian beliau terus menuju ke Syria.
Selama dua tahun lamanya beliau berada dalam 'uzlah (tahun 488H/1095M) di salah sebuah menara masjid Umayyah di Damsyik.Kemudian beliau pergi ke Jerusalem untuk terus menjalankan 'uzlah di mana beliau melakukan tafakur yang mendalam di Masjid 'Umar dan Qubbat as-Sakhr (The Dome of the Rock).
Read More